fin.co.id - Saham Rafale tengah jadi sorotan. Tapi bukan karena jatuh, melainkan karena terus melejit. Namun, di balik kenaikan ini, muncul tantangan serius dari konflik militer terbaru yang melibatkan jet tempur andalan Prancis itu. Apa dampaknya bagi masa depan industri pertahanan Eropa?
Menurut laporan Economic Times, saham Dassault Aviation—produsen pesawat tempur Rafale—telah naik lebih dari 66% sepanjang 2025. Per 8 Mei, sahamnya ditutup di €325,80, naik tajam dari posisi akhir tahun 2024 di €195,90. Lonjakan ini dipicu oleh kontrak ekspor besar dan sentimen positif dari pasar global.
India Perkuat Kerja Sama, Beli 26 Rafale Baru
Alih-alih membatalkan kontrak seperti yang sempat dikabarkan di media sosial, pemerintah India justru resmi menandatangani kontrak pembelian 26 unit Rafale Marine senilai USD 7,4 miliar pada akhir April 2025. Seperti dilansir Reuters, kontrak ini memperkuat kemitraan strategis antara New Delhi dan Paris, sekaligus menegaskan posisi Dassault di pasar Asia Selatan.
Langkah India ini menjadi sinyal kepercayaan terhadap teknologi militer Prancis. Dengan konfigurasi untuk kapal induk INS Vikrant, pembelian ini dinilai strategis untuk memperkuat armada angkatan laut India.
Namun, Ada Tantangan Baru: Rafale Ditembak Jatuh?
Meski secara komersial bersinar, pesawat Rafale mulai diuji dalam kondisi tempur nyata. Menurut laporan The Aviationist, satu unit Rafale India dilaporkan jatuh dalam operasi militer "Operation Sindoor" akibat tembakan dari sistem pertahanan udara Pakistan. Meski belum ada konfirmasi resmi, foto-foto puing di media sosial memicu debat mengenai performa Rafale dalam zona konflik aktif.
Peristiwa ini bisa menjadi ujian berat bagi reputasi Dassault Aviation. Pasar global akan mencermati apakah insiden ini berdampak pada persepsi kinerja dan reliabilitas jet tempur generasi 4.5 tersebut.
Saham Rafale Naik, Tapi Reputasi Bisa Tergelincir
Saham Rafale—atau lebih tepatnya saham Dassault Aviation—memang mencatatkan performa positif. Tapi di balik grafik yang menanjak, muncul tantangan yang tak bisa diabaikan. Kejadian di Asia Selatan membuktikan bahwa medan tempur tetap menjadi panggung penilaian utama bagi setiap teknologi militer.
Baca Juga
Seperti dikutip dari Le Figaro, otoritas Prancis belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini. Namun analis menyarankan Dassault untuk segera mengklarifikasi situasi demi menjaga kepercayaan pasar.
Kesimpulan: Optimisme Pasar, Waspada Lapangan
Kenaikan harga saham Rafale mencerminkan optimisme investor terhadap masa depan Dassault Aviation. Namun, keberhasilan finansial harus dibarengi dengan pembuktian teknis di medan konflik. Dunia kini menanti langkah Dassault: apakah mereka bisa menjawab tantangan dan menjaga nama besar Rafale tetap terbang tinggi? (*)