fin.co.id - Di balik keindahan alam dan senyum ramah masyarakatnya, Bali tengah menyimpan luka batin yang dalam. Bali darurat mental health bukan sekadar ungkapan dramatis, tapi kenyataan pahit yang semakin sering terungkap lewat kisah-kisah tragis. Salah satunya, tentang seorang perempuan Bali yang hampir mengakhiri hidupnya karena tekanan dari pinjaman online ilegal.
Kisah itu dimulai dari kebutuhan mendesak akan uang. Sang perempuan, terjerat hutang, menerima tawaran dari seseorang yang mengaku bisa membantu lewat pinjaman. Tapi syaratnya keji: pelaku meminta foto tanpa busana sebagai jaminan. Terdesak, korban mengirimkan foto yang diminta. Namun bukannya menerima bantuan, ia justru diperas. Setelah satu kali transfer, teror kembali datang. Pelaku mengancam akan menyebarkan foto jika uang tambahan tak segera dikirim.
Ketakutan, korban nyaris mengambil langkah fatal. Beruntung, seorang sahabat menghubungi #LaporNiluh. Sosok Niluh Djelantik, yang dikenal vokal dan penuh kepedulian, segera turun tangan. Dengan suara tegas, ia memperingatkan pelaku. “Jika satu jari kaki korban saja berani kamu posting, aku akan memburumu sampai ke ujung neraka!” ucapnya lantang.
Beruntung, nyawa korban terselamatkan. Tapi cerita ini hanyalah satu dari sekian banyak jeritan diam yang mungkin tak pernah terdengar. Bali darurat mental health bukan isapan jempol. Ketika tekanan ekonomi, kekerasan digital, dan kesepian bersatu, yang tersisa hanyalah kehampaan dan terkadang, keputusasaan yang membunuh.
Baru-baru ini, seorang ibu rumah tangga di Desa Banjar Anyar, Kediri, Tabanan, ditemukan meninggal dunia dengan cara yang memilukan. Ia diduga mengakhiri hidupnya akibat tekanan ekonomi. Kasus seperti ini bukan pertama, dan bisa jadi bukan yang terakhir.
Melihat kondisi ini, Niluh Djelantik menyuarakan satu hal penting: Bali butuh ruang curhat di setiap desa. Tempat di mana masyarakat bisa berbicara, mengeluarkan beban, tanpa takut dihakimi. Saat ini, tangan-tangan bantuan seperti #LaporNiluh memang ada, tapi jumlahnya terlalu sedikit untuk menjangkau seluruh Bali.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Sosial, serta pemerintah daerah, perlu segera bergerak. Bukan esok, bukan nanti, tapi sekarang. Karena setiap hari ada nyawa yang mungkin sedang menggantung di ujung putus asa.
Baca Juga
Lewat #LaporNiluh, siapa pun yang membutuhkan teman bicara bisa menghubungi 087802345888. “Kami memang bukan psikolog,” ujar Mbok Niluh, “tapi kami akan genggam tangan mereka sekuat yang kami bisa.”
Karena kadang, yang dibutuhkan hanyalah seseorang yang mau mendengarkan.
Bali darurat mental health. Ini panggilan untuk kita semua masyarakat, pemerintah, komunitas untuk bangun, bergerak, dan bersuara. Karena setiap nyawa berharga. Dan setiap jeritan butuh jawaban, bukan pengabaian.