fin.co.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto menyetujui konsorsium Huayou menggantikan LG pada proyek baterai kendaraan listrik.
Bahlil, usai rapat terbatas dengan Presiden, menjelaskan bahwa Kepala Negara telah memberikan persetujuan atas kelanjutan proyek hilirisasi baterai senilai 9,8 miliar dolar AS yang sebelumnya dikelola LG kini dilanjutkan oleh Huayou.
"Alhamdulillah sudah diputuskan oleh Bapak Presiden dan atas arahan bapak Presiden sekarang sudah dilakukan konsorsium Huayou, dan ini tidak ada masalah lagi. Ini sudah siap dilakukan ground breaking," kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Bahlil menyampaikan bahwa struktur kepemilikan proyek ini menempatkan BUMN sebagai pemegang saham mayoritas di sektor hulu sebesar 51 persen.
Sementara untuk joint venture (JV) berikutnya, porsi saham saat ini sebesar 30 persen, namun Pemerintah berupaya menaikkannya karena Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan turut berpartisipasi.
"Sementara di JV berikutnya itu sekarang 30 persen, tapi kita upayakan untuk ada kenaikan karena Danantara juga akan ikut berpartisipasi. Nah ini arahan Bapak Presiden akan dimaksimalkan untuk diatas 40 - 50 persen. Tapi semua itu dalam proses negosiasi," ucap Bahlil.
Dalam kesempatan itu, Bahlil juga menegaskan bahwa isu keluarnya LG dari proyek baterai kendaraan listrik adalah keliru.
“Informasi yang menyatakan seolah-olah LG keluar, saya ingin mengatakan bahwa itu tidak benar. Yang benar itu adalah saya sebagai ketua satgas waktu itu, kemudian memutuskan untuk membatalkan apa yang dilakukan oleh LG karena terlalu lama. Lalu kemudian saya sama Pak Rosan (Roeslani), bersama-sama rapat dengan pak Erick (Thohir) untuk kita mencari penggantinya yaitu Huayou. Ini informasinya yang clear," kata dia.
Baca Juga
Diketahui, proyek ini menargetkan pembangunan baterai kendaraan listrik dengan kapasitas 30 GWh. Dalam perjalanannya, LG sudah membangun 10 GWh pertama dan kini tersisa 20 GWh yang akan dilanjutkan oleh Huayou.
Investasi dari proyek tersebut sudah terealisasi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau Rp20,2 triliun, dan nantinya Huayou akan mengisi sebagian besar sisa investasi yang mencapai 8,6 miliar dolar AS atau Rp145,2 triliun.