Viral

Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon: Dedi Mulyadi Perintahkan Penutupan Permanen

news.fin.co.id - 30/05/2025, 18:52 WIB

fin.co.id - Kabar duka datang dari kawasan tambang Galian C di Gunung Kuda, Desa Dukuh Puntang, Kabupaten Cirebon. Longsor besar terjadi pada area penambangan tersebut dan diduga menimbun lebih dari 10 pekerja. Hingga saat ini, baru dua korban yang ditemukan, sementara lainnya masih dalam pencarian oleh tim gabungan SAR dan relawan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan belasungkawa mendalam atas insiden ini. Dalam pernyataannya, ia mengungkap bahwa lokasi tambang tersebut memang sudah lama menjadi sorotan karena kondisi keamanannya yang minim.

“Saya pernah datang ke penambangan Galian C Gunung Kuda. Penambangan itu sangat berbahaya, tidak memiliki unsur standarisasi keamanan bagi pegawainya,” ujar Dedi, Jumat, 30 Mei 2025.

Sayangnya, meski sudah mengetahui bahaya tersebut, proses penambangan tetap berlangsung karena izin operasionalnya masih aktif hingga Oktober 2025. Dedi menyatakan, saat itu ia tidak memiliki kapasitas untuk menghentikannya secara langsung.

Kini, setelah kejadian tragis ini, Dedi memutuskan untuk mengambil langkah tegas. Ia memerintahkan agar seluruh kegiatan tambang di lokasi tersebut dihentikan secara permanen.

“Saya sudah memerintahkan kepala ESDM dan seluruh jajaran untuk mengambil tindakan legal. Perusahaan itu ditutup untuk selamanya,” tegasnya.

Dedi juga menekankan pentingnya tanggung jawab perusahaan tambang terhadap keselamatan para pekerja. Ia berharap peristiwa ini bisa menjadi pelajaran serius bagi para pelaku usaha tambang lainnya agar lebih memperhatikan keselamatan kerja dan dampak lingkungan.

“Pengusaha harus memperhatikan keselamatan para pekerja. Itu tanggung jawab mereka. Jangan cuma kejar untung tapi abai terhadap nyawa manusia dan lingkungan,” tambahnya.

Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, proses pencarian korban masih terus dilakukan dengan melibatkan alat berat dan anjing pelacak. Cuaca buruk dan medan yang sulit menjadi tantangan utama bagi tim di lapangan.

Sementara itu, warga sekitar menyebut bahwa suara gemuruh longsor terdengar sekitar pukul 09.30 pagi. Mereka yang tinggal di dekat area tambang sempat panik dan berhamburan keluar rumah karena khawatir terjadi longsor susulan.

Tambang Galian C di Gunung Kuda memang sudah lama menuai pro dan kontra. Selain soal keamanan, aktivitasnya juga disebut merusak kontur tanah dan mengancam kelestarian lingkungan sekitar. Sejumlah aktivis lingkungan bahkan sudah lama meminta tambang ini ditutup.

Dengan penutupan resmi yang diumumkan oleh Gubernur, diharapkan tidak ada lagi korban jiwa jatuh akibat kelalaian pengelolaan tambang. Namun, yang paling penting, ke depan Pemprov Jabar diharapkan lebih selektif dalam memberi izin tambang dan rutin mengevaluasi standar keamanannya.

“Semoga keluarga korban diberikan ketabahan. Dan yang meninggal, semoga diterima di sisi Allah SWT,” tutup Dedi. (*)

Sigit Nugroho
Penulis