Internasional

Banjir Bandang dan Longsor Terjang India, 32 Orang Tewas, Puluhan Ribu Mengungsi

news.fin.co.id - 03/06/2025, 06:31 WIB

Banjir Bandang (dok Antara)

fin.co.id - Hujan deras yang terus mengguyur wilayah timur laut India menyebabkan bencana besar berupa banjir bandang dan tanah longsor. Setidaknya 32 orang dilaporkan tewas dan puluhan ribu warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Lima negara bagian terdampak paling parah adalah Assam, Arunachal Pradesh, Mizoram, Meghalaya, dan Manipur. Sungai-sungai utama di wilayah ini meluap hingga melewati tanggul, menyapu jalanan, menenggelamkan desa-desa, dan melumpuhkan akses ke berbagai wilayah.

Di Assam, Sungai Brahmaputra merendam 175 desa di 12 distrik dan memengaruhi sekitar 58 ribu orang. Delapan korban jiwa tercatat, lima di antaranya berasal dari Guwahati, ibu kota negara bagian, akibat tanah longsor. Untuk mencegah bahaya sengatan listrik, aliran listrik di sejumlah kawasan terpaksa dipadamkan.

Pemerintah Assam telah menyiapkan 52 titik pengungsian yang kini menampung sekitar 10 ribu warga. Di Arunachal Pradesh, angkatan udara India mengevakuasi 14 orang yang terjebak di sebuah pulau, sementara sembilan orang dinyatakan meninggal, sebagian besar karena longsor.

Manipur juga mengalami banjir besar, khususnya di Lembah Imphal. Ratusan rumah rusak dan ribuan warga harus dievakuasi. Sungai Imphal meluap dan menyebabkan tanggul jebol di sejumlah titik, memicu banjir parah di sekitar ibu kota negara bagian. Lebih dari 1.500 orang dievakuasi oleh militer dari wilayah Imphal Timur dan Barat.

Di Tripura, sebanyak 60 kamp pengungsian dibuka untuk menampung sekitar 10.600 orang dari 2.800 keluarga terdampak. Hujan ekstrem tercatat mengguyur Agartala dan distrik Unakoti, dengan curah hujan masing-masing mencapai 140 mm dan 192,2 mm dalam sehari. Pemerintah mengerahkan 14 tim penyelamat untuk mempercepat bantuan.

Kondisi di Mizoram juga memprihatinkan. Enam orang meninggal dunia, termasuk tiga warga negara Myanmar yang tewas akibat runtuhnya hotel karena longsor. Sementara itu, Meghalaya melaporkan tujuh korban tewas karena tanah longsor, tenggelam, dan tersambar petir.

Di Sikkim, hampir 1.500 wisatawan terjebak di distrik Mangan setelah jalan-jalan utama rusak parah akibat longsor dan rusaknya beberapa jembatan penting, termasuk Jembatan Phidang. Meski akses ke Lachung mulai pulih dan proses evakuasi dimulai, pencarian terhadap delapan wisatawan yang hilang harus dihentikan karena meningkatnya debit air Sungai Teesta.

Badan Meteorologi India memperkirakan hujan deras masih akan terus berlangsung, memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana lanjutan seperti banjir dan longsor di daerah-daerah yang sudah terdampak.

Situasi di lapangan masih genting. Banyak daerah yang terisolasi, dan ribuan warga masih menunggu bantuan datang. Pemerintah setempat mengimbau masyarakat di zona rawan bencana agar tetap siaga dan mematuhi instruksi keselamatan.

Operasi penyelamatan dan distribusi bantuan terus dilakukan, namun cuaca ekstrem menjadi tantangan utama bagi petugas di lapangan.

Bencana ini terjadi hanya beberapa hari setelah Mumbai dan sejumlah wilayah di India barat terendam banjir akibat dimulainya musim hujan. Para peneliti menyebutkan bahwa musim hujan di Asia Selatan semakin sulit diprediksi dan makin parah karena dampak perubahan iklim. Fenomena "hujan ekstrem" yang makin sering terjadi membuat volume curah hujan meningkat tajam dalam waktu singkat, sehingga infrastruktur kewalahan menampungnya.

Sumber: Independent

Afdal Namakule
Penulis