fin.co.id - Serangan Israel terhadap Iran kembali mengguncang Timur Tengah. Di tengah upaya berbagai negara menurunkan tensi konflik, langkah militer Israel justru dinilai memperkeruh keadaan. Apa dampaknya bagi stabilitas kawasan?
Pada hari ini, 15 Juni 2025, Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), menyampaikan keprihatinannya dalam percakapan telepon dengan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Dalam percakapan tersebut, MBS menegaskan bahwa serangan militer Israel telah menghambat proses diplomatik yang selama ini dibangun secara hati-hati oleh berbagai pihak di kawasan.
Saudi Kecam Serangan dan Dorong Dialog
Dalam laporan resmi yang dirilis oleh kantor berita Saudi Press Agency (SPA), MBS menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa dalam serangan Israel. Ia menekankan bahwa Arab Saudi dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan dan penggunaan kekuatan dalam menyelesaikan konflik antarnegara.
“Dialog harus menjadi dasar dalam menyelesaikan perbedaan, bukan senjata,” tegasnya seperti dikutip dari SPA.
Presiden Iran pun menyampaikan apresiasi atas simpati dan dukungan moral yang diberikan Saudi. Ia memuji sikap Riyadh yang dengan tegas mengecam aksi agresif militer Israel.
Qatar dan Negara Lain Ikut Bereaksi
Baca Juga
Sikap serupa juga datang dari Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Ia menjadi pemimpin Arab pertama yang secara terbuka menyatakan dukungan kepada Iran dan mengecam keras serangan Israel. Langkah ini menunjukkan konsolidasi sikap negara-negara Arab dalam merespons eskalasi militer yang makin mengkhawatirkan.
Serangan Besar-besaran Israel Picu Ketegangan Baru
Seperti dilansir berbagai media internasional, pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025, militer Israel (IDF) meluncurkan serangan besar-besaran ke Iran. Serangan ini menyasar fasilitas militer hingga program nuklir strategis di Natanz, Fordow, Isfahan, dan wilayah barat laut Iran.
Menurut intelijen Israel, langkah ini diambil untuk mencegah Iran mencapai “titik tanpa kembali” dalam pengembangan senjata nuklir. Israel mengklaim tindakan ini sebagai langkah pre-emptive demi menjaga eksistensi negaranya.
Namun, dampaknya sangat destruktif. Media Iran menyebut beberapa pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir tewas dalam serangan tersebut. Tak lama setelahnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut serangan itu sebagai kejahatan dan mengancam akan memberikan balasan yang “pahit dan mengerikan” bagi Israel.
Iran Melawan, Dunia Bereaksi
Sebagai respons langsung, Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 3 (Operation True Promise 3). Serangan balasan ini menyebabkan puluhan korban jiwa di wilayah Israel, seperti dilaporkan media setempat.
Ketegangan tak berhenti di situ. Israel dikabarkan berencana memperluas serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Sementara itu, Teheran telah secara resmi memberi tahu Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris bahwa serangan balasan berikutnya akan jauh lebih besar dan menyasar jantung wilayah Israel.
Rudal Iran serang Israel (tangkapan layar video)