Internasional

Iran Ancam Serang Pangkalan AS Jika Bantu Israel

news.fin.co.id - 16/06/2025, 11:22 WIB

Presiden AS Donald Trump

fin.co.id - Ketegangan di Timur Tengah terus memanas. Kali ini, kelompok militan Syiah asal Irak, Kataib Hezbollah, mengeluarkan pernyataan keras terkait kemungkinan intervensi Amerika Serikat dalam konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang terus memburuk sejak Jumat pekan lalu.

Kelompok yang dikenal memiliki kedekatan dengan Iran itu mengultimatum bahwa mereka siap melancarkan serangan terhadap instalasi militer Amerika jika Washington nekat ikut campur dalam eskalasi konflik.

"Sementara Iran dengan berani dan teguh menentang agresi Zionis, kami memantau dengan saksama pergerakan tentara musuh AS di wilayah tersebut," ujar Abu Hussein al-Hamidawi, pemimpin Kataib Hezbollah, seperti dikutip kantor berita RIA Novosti.

Lebih lanjut, al-Hamidawi menegaskan kesiapan kelompoknya untuk mengambil tindakan militer secara langsung terhadap kepentingan AS di kawasan jika intervensi benar-benar terjadi.

"Jika AS campur tangan dalam perang, kami tidak akan ragu untuk bertindak langsung terhadap kepentingan dan pangkalan-pangkalannya yang tersebar di seluruh wilayah," tegasnya.

Tidak hanya itu, al-Hamidawi juga menyerukan pemerintah Irak untuk mengambil langkah tegas guna mencegah semakin meluasnya konflik. Ia mendesak Baghdad agar menutup Kedutaan Besar AS dan memaksa pasukan militer AS keluar dari wilayah Irak. Pasukan Amerika disebutnya sebagai ancaman serius terhadap stabilitas regional.

Disebutkan pula bahwa keberadaan pasukan AS di Irak dinilai menjadi hambatan besar bagi keamanan nasional dan perdamaian kawasan.

Konflik bersenjata antara Iran dan Israel sendiri meletus pada Jumat 13 Juni 2025, ketika militer Israel melancarkan Operasi Rising Lion, sebuah serangan berskala besar yang menargetkan fasilitas militer Iran serta situs-situs terkait program nuklir di sejumlah lokasi penting.

Dalam serangan udara itu, jet-jet tempur Israel dilaporkan menggempur berbagai wilayah di Iran, termasuk ibu kota Teheran. Sejumlah tokoh penting militer Iran dilaporkan tewas, di antaranya Kepala Staf Umum Mayjen Mohammad Bagheri dan beberapa komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), serta ilmuwan nuklir terkemuka.

Sebagai respons atas serangan tersebut, Iran membalas dengan meluncurkan Operasi True Promise 3, yang menargetkan fasilitas militer strategis milik Israel.

Situasi yang semakin memanas ini dikhawatirkan akan menyeret kekuatan-kekuatan besar dunia ke dalam konflik terbuka, jika tidak segera diredam. **

Afdal Namakule
Penulis