Internasional

Iran Larang Warganya Gunakan WhatsApp Karena Dianggap Jadi Mata-Mata Israel

news.fin.co.id - 18/06/2025, 08:51 WIB

WhatsApp

fin.co.id -  Pemerintah Iran mengimbau warganya agar menghapus WhtasApp dan Instgram dari perangkat smartphone mereka. Iran menuduh WhatsApp telah memata-matai pergerakan pemimpin Iran dan warganya.

Dalam sebuah pernyataan, otoritas Iran mengklaim WhatsaApp mengirimkan informasi pribadi dan data lokasi pengguna ke Israel. Mereka bilang, WhatsApp adalah perangkat mata-mata yang digunakan oleh musuh-musuh Iran. Meski begitu, klaim Iran itu tidak memiliki bukti.

Merespon itu, pihak WhatsApp membantah dan menuduh Iran membuat pernyataan dan tuduhan palsu.

"Khawatir laporan palsu ini akan menjadi alasan untuk memblokir layanan kami pada saat orang-orang sangat membutuhkannya," tulis pihak WhatsApp.

Platform milik Meta ini mengklaim bahwa aplikasnya menggunakan enkripsi end-to-end yang berarti penyedia layanan tidak dapat membaca pesan oleh pengguna.

"Kami tidak melacak lokasi pasti Anda, kami tidak menyimpan catatan tentang siapa saja yang mengirim pesan dan kami tidak melacak pesan pribadi yang dikirim orang satu sama lain," tambahnya.

"Kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun," sambungnya.

Enskripsi end-to-end berarti bahwa pesan diacak sehingga hanya pengirim dan penerima yang dapat melihatnya.

Jika orang lain menyadap pesan tersebut, dia hanya akan lihat angka-angka yang tidak dapat dipecahkan tanpa kunci.

Iran dan Israel saling serang dalam sepekan. Amerika Serikat yang masih sembunyi-sembunyi mendukung Israel, mengklaim bahwa mereka mengetahui keberadan pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei

Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington tahu persis di mana Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei berada. Namun Trump mengatakan dia bahwa ia aman untuk saat ini sambil memperingatkan bahwa "kesabaran kita menipis."

"Kita tahu persis di mana yang disebut 'Pemimpin Tertinggi' bersembunyi. Ia adalah target yang mudah, tetapi aman di sana - Kita tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya tidak untuk saat ini," kata Trump dalam sebuah posting media sosial.

"Tetapi kita tidak ingin rudal ditembakkan ke warga sipil, atau tentara Amerika. Kesabaran kita menipis. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!" **

Afdal Namakule
Penulis