fin.co.id – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, mengungkapkan analisis tajam terkait dinamika geopolitik Timur Tengah.
Ia menilai bahwa Amerika Serikat (AS) sengaja menjadikan Israel sebagai perpanjangan tangan atau proksi untuk menekan bahkan menyerang Iran.
Hikmahanto mengungkap dua motif utama yang mendorong AS bersikap agresif terhadap Teheran.
Pertama, karena Iran dianggap menjadi aktor di balik kelompok-kelompok yang kerap melawan Israel seperti Hamas, Hezbollah, dan Houthi.
Kedua, karena kekhawatiran terhadap program nuklir Iran yang dikhawatirkan dapat digunakan untuk menyerang negara sekutu AS tersebut.
Ia juga menyinggung kembali pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyoroti perundingan nuklir Iran, terutama menyangkut isu pengayaan uranium, sebagai indikasi ketegangan yang terus memuncak.
“Hanya saja kalau Amerika Serikat melakukan serangan langsung ke Iran, tentu ini tidak mempunyai basis hukum dan juga bahwa yang dilakukan oleh AS ini akan menjadi kritikan bagi masyarakat internasional,” jelas Hikmahanto dilansir dari Antara,
Baca Juga
Menurutnya, tindakan semacam itu bisa memicu eskalasi besar di kawasan yang berujung pada konflik global.
Dia pun menilai akan terjadi perang dunia ketiga jika AS benar-benar menyerang Iran
Namun, di tengah potensi konflik yang bisa meluas, Hikmahanto masih melihat secercah harapan untuk meredam situasi. Ia menilai tekanan dari masyarakat sipil dunia dapat menjadi rem terhadap keputusan ekstrem Washington.
“Kalau rakyat di mana-mana mereka demo dan lain sebagainya, itu nanti akan diviralkan, akhirnya takut juga Trump untuk tidak melakukan itu (menyerang Iran),” ujarnya.
Sebelumnya, laporan dari media asing menyebutkan bahwa Presiden Trump telah memberi lampu hijau awal untuk melancarkan serangan terhadap Iran, meskipun belum ada perintah resmi terkait pelaksanaannya.
Target utama yang dibidik adalah fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordow milik Iran—lokasi yang dilaporkan memiliki sistem pertahanan berlapis dan memerlukan persenjataan tingkat tinggi untuk menembusnya.
Di sisi lain, survei Washington Post menunjukkan bahwa sentimen publik Amerika terbelah terkait isu ini.
Sekitar satu dari lima warga AS memandang program nuklir Iran sebagai ancaman serius dan langsung, hampir separuh menilai ancamannya cukup serius, sementara sepertiga lainnya menilai ancamannya relatif kecil. Sementara itu, empat dari sepuluh responden menyatakan sangat khawatir AS akan terlibat dalam perang skala penuh dengan Iran. *
Iran vs Israel (shutterstock)