fin.co.id - Kejaksaan Agung terus mengusut dugaan korupsi jumbo dalam pemberian fasilitas kredit kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Pada Rabu, 30 Juli 2025, tim penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) memeriksa 13 saksi kunci terkait kasus ini.
Pemeriksaan tersebut menyoroti keterlibatan sejumlah pejabat penting dari perbankan daerah, termasuk Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB), Bank DKI, dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (BPD Jateng), dalam pemberian kredit kepada Sritex dan entitas anak usahanya. Dugaan korupsi ini mencuat sejak munculnya laporan kredit macet bernilai besar yang diduga mengakibatkan kerugian negara.
"Pemeriksaan dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi berkas perkara atas nama tersangka ISL dan kawan-kawan," ujar Jampidsus Kejagung, Febrie Adriansyah dalam keterangan resminya.
Nama-Nama Saksi yang Diperiksa
Dari hasil pemeriksaan, nama-nama yang muncul bukan sembarangan. Di antaranya, TTN yang menjabat Divisi Hukum Group Head Operational Credit Bank BJB, serta RAN selaku Executive Business Officer Bank BJB. Dari jajaran Bank Jateng, hadir VCDRS selaku Wakadiv Bisnis Korporasi & Komersial, hingga NH dan MAN yang merupakan anggota tim pengembangan bisnis kredit komersial.
Tak hanya itu, dua nama dari kalangan konsultan dan auditor eksternal juga diperiksa, yakni VH selaku Direktur PT Atradius dan LH sebagai Konsultan Hukum dari Lazuardi Hasibuan & Partners (LHP).
Nama-nama lain yang juga ikut menjalani pemeriksaan meliputi:
- HA – Ketua Tim Pemeriksa Audit Umum III
- PBS – Direktur Bisnis Komersial BPD Jateng
- MG – Corporate Business Advisor BPD Jateng
- DWY – Pemimpin Grup Korporasi 1 Bank BJB
- GSI – Pemimpin Grup Korporasi 1 Bank BJB
- ED – Pemimpin Grup Litigasi Perdata tahun 2024
Mengapa Kasus Ini Penting?
PT Sritex dikenal sebagai salah satu produsen tekstil terbesar di Asia Tenggara. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, perusahaan ini mengalami masalah likuiditas dan gagal bayar sejumlah kewajiban keuangan. Dugaan korupsi dalam proses pemberian kredit dari bank daerah ke Sritex menambah daftar panjang skandal keuangan yang menyeret nama-nama besar di sektor perbankan dan korporasi.
Kejagung berkomitmen untuk membongkar kasus ini secara menyeluruh. "Kami fokus mengungkap struktur dan alur korupsi yang terjadi, serta mencari kemungkinan adanya kerugian negara yang ditimbulkan dari pemberian kredit tersebut," tegas Febrie Adriansyah.
Baca Juga
Penyidikan masih akan berlanjut dengan memeriksa saksi lainnya serta menganalisis dokumen-dokumen penting terkait proses kredit. Dugaan sementara, kredit diberikan tanpa melalui analisis risiko yang memadai, serta adanya kemungkinan permainan di balik layar dalam proses persetujuan pinjaman. (*)
Gedung Jampidsus Kejagung - Candra Pratama -