Bisik Disway

Danantara Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8%

news.fin.co.id - 01/08/2025, 14:48 WIB

Danantara dipercaya mengelola aset BUMN Rp14.715 triliun. Inilah strategi dan tantangan besar lembaga ini dalam mentransformasi ekonomi Indonesia

Danantara mulai unjuk gigi di kancah internasional. Sebagai sovereign wealth fund (SWF) milik Indonesia, entitas ini dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam dunia investasi global, bahkan diperkirakan mampu melampaui nama besar seperti Temasek Holdings dari Singapura dan Khazanah Nasional dari Malaysia dalam beberapa tahun mendatang.

OPTIMISME terhadap lembaga ini terus menggelora. Bukan hanya datang dari pemerintah atau para pengambil kebijakan, tapi juga dari para analis pasar modal dan pakar ekonomi. Mereka percaya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara—atau yang dikenal sebagai Danantara—memiliki masa depan yang menjanjikan dan akan menjadi poros transformasi ekonomi Indonesia.

Danantara menjadi sorotan publik setelah dipercaya mengelola aset milik BUMN senilai Rp14.715 triliun. Ini adalah langkah monumental yang dipandang mampu mengubah lanskap perekonomian nasional, sekaligus menjadi pilar penting menuju visi Indonesia Emas 2045.

Tugas Besar dan Mandat Presiden

Di bawah komando Presiden Prabowo Subianto, Danantara diberi mandat besar untuk mereformasi 844 perusahaan pelat merah, termasuk anak dan cucu perusahaan. Fokus utamanya adalah merapikan struktur, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan potensi aset strategis.

BUMN papan atas seperti Bank Mandiri, Pertamina, dan Telkom turut menjadi bagian dari ekosistem yang akan dikelola Danantara. Peran strategis ini menjadikan lembaga ini sebagai ujung tombak reformasi korporasi milik negara.

Menurut Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia, potensi Danantara bahkan bisa melampaui lembaga sovereign wealth fund ternama seperti Temasek (Singapura) dan Khazanah Nasional (Malaysia), karena mengelola aset sektor-sektor strategis yang sangat krusial seperti energi dan sumber daya alam.

Misi Menata BUMN yang Terseok

Wafi tidak menutup mata atas fakta bahwa banyak BUMN saat ini belum menunjukkan performa terbaik. Ia menyebut sejumlah BUMN masih berada dalam kondisi "amburadul"—dari kepemilikan silang, lini usaha yang tidak terfokus, hingga kinerja keuangan yang jauh dari optimal. Di sinilah peran Danantara menjadi sangat penting: merapikan struktur dan menciptakan sinergi di antara perusahaan milik negara.

Salah satu strategi utama yang dijalankan Danantara adalah pembentukan subholding berdasarkan lini bisnis serupa, seperti sektor pangan dan manufaktur. Tujuannya jelas: menghindari tumpang tindih fungsi, mengoptimalkan operasi, serta meningkatkan nilai tambah bagi negara.

Model Bisnis yang Disruptif

Tak seperti SWF lain yang lebih konservatif, Danantara dikenal karena pendekatan progresif dan inklusif. Mereka bukan hanya berperan sebagai investor pasif, tapi juga sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Investasi Danantara mencakup sektor digital, energi hijau, hingga pengembangan UMKM berbasis teknologi.

Digitalisasi rantai pasok pertanian dan perikanan menjadi contoh nyata dampak positif Danantara, di mana pendapatan petani dan nelayan meningkat hingga tiga kali lipat. Ini adalah bukti nyata bahwa investasi yang tepat bisa berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Menurut Bramantyo Wijaya dari PT Nusantara Kapital Sekuritas, Danantara memiliki keunggulan karena berani menyasar sektor-sektor disruptif yang sering diabaikan investor konvensional.

Kepemimpinan dan Struktur Organisasi Kelas Dunia

Kekuatan Danantara tidak hanya pada aset, tetapi juga pada orang-orang yang berada di baliknya. Nama-nama besar seperti Rosan Roeslani (CEO), Dony Oskaria (COO), dan Pandu Sjahrir (CIO) adalah tokoh-tokoh yang memiliki rekam jejak global.

Struktur pengawasan pun diisi oleh tokoh nasional dan internasional ternama, mulai dari Erick Thohir dan Muliaman Hadad hingga Ray Dalio, Helman Sitohang, dan Jeffrey Sachs. Bahkan mantan Presiden RI seperti Jokowi dan SBY duduk dalam dewan pengarah, menunjukkan kuatnya sinergi lintas generasi.

Menggairahkan Iklim Investasi dan Mengurangi Ketergantungan pada APBN

Analis dari Celios, Dyah Ayu, menyebut Danantara sebagai “game changer” dalam dunia investasi nasional. Dengan pendekatan yang inklusif, Danantara bisa menarik investasi asing langsung (FDI) sekaligus mendukung BUMN agar lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada suntikan APBN.

Sigit Nugroho
Penulis