fin.co.id - Sutradara film animasi 'Jumbo', Ryan Adriandhy, akhirnya memberikan tanggapan terkait polemik yang menyelimuti film animasi 'Merah Putih: One for All'.
Film tersebut menuai banyak kritik dari warganet, bahkan sebelum resmi tayang, terutama karena kualitas visual dan teknisnya yang dianggap kurang memadai untuk standar layar lebar.
Melalui unggahan di akun media sosial pribadinya, Ryan memilih untuk tidak terlalu mengomentari kritik secara spesifik.
Ia menyatakan bahwa ia sudah membaca semua "mention" yang ditujukan padanya, namun merasa tidak ada yang perlu dikomentari lebih lanjut.
"Barangnya sudah jadi, akan tayang juga, dan enggak ada yang bisa dilakukan kecuali terus membuat yang lebih baik," tulis Ryan, dikutip Senin 11 Agustus 2025.
Pernyataan ini muncul di tengah perbandingan masif yang dilakukan warganet antara kualitas visual 'Merah Putih: One for All' dengan film 'Jumbo' yang disutradarainya.
'Jumbo' sendiri sebelumnya mendapat apresiasi tinggi karena kualitas animasinya yang dianggap mumpuni dan berhasil memecahkan rekor jumlah penonton di Indonesia.
Baca Juga
Sebaliknya, "Merah Putih: One for All" yang dikabarkan memiliki anggaran hingga Rp 6,7 miliar, justru dituding menggunakan aset-aset animasi siap pakai yang dibeli dari toko digital.
Kontroversi ini juga mendorong Ryan Adriandhy untuk menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya ketulusan dan keseriusan dalam berkarya.
Dalam unggahan sebelumnya, ia menulis, "Terus, terus, sampai akhirnya, yang dibuat dengan niat tidak tulus dan cara asal-asalan semakin tersingkirkan dan tidak punya alasan untuk minta didukung," tulis Ryan.
Ia menambahkan, "Memang perlu yang gelap untuk tahu masa depan animasi Indonesia bisa terang," tambahnya.
Pernyataan tersebut dianggap oleh banyak pihak sebagai sindiran halus terhadap kualitas 'Merah Putih: One for All' dan menjadi pesan bagi para pelaku industri kreatif untuk menjaga standar dan integritas dalam setiap karya yang dihasilkan.
Film animasi 'Merah Putih: One for All' dijadwalkan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025. Terlepas dari kritik yang ada, respons dari sutradara sekelas Ryan Adriandhy menunjukkan bahwa polemik ini menjadi perbincangan serius di kalangan sineas dan penonton film, serta memicu diskusi penting tentang masa depan industri animasi di Indonesia. (Hasyim Ashari)
Film animasi one for all