fin.co.id- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal akibat banjir di Bali kembali bertambah. Dari sebelumnya 14 orang, kini tercatat 16 orang tewas dan seluruhnya sudah dievakuasi oleh tim gabungan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan data terbaru ini diperoleh setelah salah satu dari dua korban hilang ditemukan pada Kamis 11 September sore.
"Satu masih dilaporkan hilang," kata Abdul di Jakarta, Kamis malam 11 September.
BNPB merinci, korban meninggal terdiri atas 10 orang di Kota Denpasar, dua orang di Kabupaten Jembrana, tiga orang di Kabupaten Gianyar, dan satu orang di Kabupaten Badung.
Upaya pencarian terhadap satu korban hilang masih berlangsung. Setidaknya 125 personel gabungan dikerahkan di sejumlah titik yang diduga menjadi lokasi terakhir keberadaan korban.
Menurut Abdul, sebagian besar wilayah Bali yang sebelumnya terendam kini berangsur surut. Fokus tim di lapangan saat ini diarahkan pada pencarian korban hilang, pembersihan material banjir, serta penyedotan genangan, termasuk di area basemen Pasar Badung.
"Kondisi di Bali sudah mulai normal dan terkendali," ujarnya.
Baca Juga
Banjir yang melanda Bali sejak Selasa 9 September pagi itu dipicu hujan deras berkepanjangan akibat gangguan gelombang ekuatorial Rossby yang bertahan lebih dari 24 jam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat intensitas hujan sangat tinggi, sehingga memicu bencana hidrometeorologi basah di sejumlah wilayah.
BPBD Provinsi Bali mencatat sedikitnya 120 titik banjir disertai tanah longsor. Kota Denpasar menjadi daerah terdampak paling parah dengan 81 titik banjir, disusul Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan delapan titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing empat titik, serta Klungkung di Kecamatan Dawan.
Selain itu, tanah longsor dilaporkan terjadi di 18 titik, dengan rincian 12 titik di Karangasem, lima titik di Gianyar, dan satu titik di Badung.
Akibat bencana ini, sekitar 562 warga terpaksa mengungsi. Mereka kini ditampung di berbagai posko sementara dan fasilitas umum, mulai dari sekolah, balai desa, mushola, hingga banjar.
Untuk mendukung kebutuhan para penyintas, BNPB menyalurkan bantuan berupa 200 selimut, 200 matras, 300 paket sembako, 50 tenda keluarga, dua tenda pengungsi, satu unit perahu karet bermesin, serta tiga pompa air.
BNPB juga memastikan adanya bantuan dana stimulan dari pemerintah untuk mempercepat pemulihan, khususnya bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan ringan, sedang, maupun berat.
Ilustrasi banjir