.png)
Direktur Utama BRI Hery Gunadi - Tangkapan layar Zoom -
fin.co.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat perekonomian nasional lewat pembiayaan di sektor-sektor strategis. Tak hanya fokus pada UMKM, BRI juga aktif terlibat dalam sejumlah program prioritas pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), hingga program penyediaan 3 juta rumah.
BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun untuk 2,8 Juta Debitur
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyebutkan bahwa hingga kuartal III-2025, bank pelat merah ini sudah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp130,2 triliun. Dana tersebut mengalir kepada hampir 2,8 juta debitur, atau setara dengan 74,4% dari total alokasi KUR pemerintah kepada BRI.
Program KUR menjadi salah satu motor penggerak perekonomian rakyat, terutama bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang membutuhkan akses permodalan. Hery menegaskan bahwa pembiayaan ini bukan hanya mendorong pertumbuhan bisnis di daerah, tetapi juga membuka lapangan kerja baru serta memperkuat daya beli masyarakat.
Dukung Program MBG Lewat Layanan Perbankan dan Pendanaan
Selain KUR, BRI juga mengambil peran penting dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah. Hery menjelaskan, hingga saat ini lebih dari 3.854 Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) telah memperoleh layanan perbankan dari BRI. Total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp104,4 miliar untuk mendukung kebutuhan dapur MBG di berbagai wilayah Indonesia.
“BRI memastikan seluruh aktivitas transaksi di dapur MBG berjalan lancar melalui sistem keuangan yang efisien dan aman. Dukungan ini bagian dari komitmen kami memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kualitas gizi masyarakat,” ujar Hery dalam paparan kinerja BRI Kuartal III-2025, Kamis, 30 Oktober 2025.
Perkuat Ekonomi Desa Lewat Program KDMP
Hery juga menyoroti keterlibatan BRI dalam mendukung Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) — sebuah inisiatif pemberdayaan ekonomi desa yang melibatkan ribuan pelaku usaha lokal. Melalui jaringan agen BRILink, BRI memberikan pendampingan serta layanan transaksi perbankan bagi koperasi dan anggotanya.
“Kami tidak hanya menyediakan akses pembiayaan, tapi juga mengedukasi masyarakat desa untuk lebih melek keuangan. Harapannya, koperasi dapat menjadi pusat ekonomi baru di tingkat lokal,” tambahnya.
Baca Juga
BRI Salurkan FLPP untuk 110 Ribu Rumah
Dukungan BRI juga terlihat dalam program 3 juta rumah yang menjadi prioritas pemerintah di sektor perumahan. Hingga September 2025, BRI menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk lebih dari 110 ribu unit rumah, dengan total pembiayaan mencapai Rp15,07 triliun.
Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen BRI dalam memperluas akses kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri properti nasional serta memberikan efek berganda bagi sektor konstruksi.
Laba BRI Masih Solid Meski Turun 9,1%
Meski menghadapi tekanan ekonomi global, kinerja keuangan BRI secara konsolidasi tetap solid. Hingga akhir kuartal III-2025, BRI mencatat laba bersih sebesar Rp41,23 triliun. Angka ini memang turun 9,10% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp45,36 triliun.
Namun, di sisi lain, pendapatan bunga bersih BRI justru tumbuh 2,9% yoy menjadi Rp110,99 triliun dari Rp107,86 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan kemampuan BRI menjaga efisiensi operasional dan memperkuat portofolio pembiayaan yang produktif.
Transformasi Berkelanjutan untuk Dorong Pertumbuhan
Menurut Hery, kunci ketahanan BRI terletak pada transformasi digital dan perluasan ekosistem keuangan inklusif. Melalui sinergi program pemerintah dan inovasi produk, BRI berupaya terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di sektor mikro dan perdesaan.
“BRI akan terus fokus memperkuat peran kami sebagai motor penggerak ekonomi rakyat. Kami percaya, pembangunan ekonomi yang inklusif adalah fondasi utama untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” pungkasnya. (*)
