Hukum dan Kriminal

KPK Tegaskan Masih Usut Kasus Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Hasil Akan Diserahkan ke Prabowo

news.fin.co.id - 06/11/2025, 16:06 WIB

Ilustrasi: KPK

fin.co.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan proses penyelidikan dugaan korupsi dalam proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) masih terus berjalan. Lembaga antirasuah itu menyebut hasil penyelidikan nantinya akan dilaporkan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi kalau memang hasil penyelidikan, memang terindikasi cukup bukti ada perbuatan tindak pidana korupsi, kami akan sampaikan," ujar Wakil Ketua KPK Johanis Tanak kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 5 November 2025.

Tanak menjelaskan, penyelidikan yang sedang berjalan saat ini difokuskan untuk menemukan bukti adanya tindak pidana korupsi.

"Kalau tidak ada, ya selesai. Kalau ada kita juga bisa sampaikan kepada presiden, ini ada perbuatan yang dikualifikasi sebagai tindak pidana korupsi," sambungnya.

Sebagai informasi, penyelidikan terkait dugaan mark up atau penggelembungan dana proyek Whoosh telah dilakukan sejak awal tahun 2025.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu.

"Saat ini sudah pada tahap penyelidikan," kata Asep kepada wartawan, Senin, 27 Oktober 2025.

Ia menambahkan bahwa proses penyelidikan masih bersifat tertutup sebagaimana tahapan awal penanganan perkara di KPK.

Sebelumnya, isu dugaan mark up biaya proyek Whoosh sempat diungkap oleh mantan Menko Polhukam Mahfud MD melalui kanal YouTube-nya.

Mahfud menyoroti adanya perbedaan signifikan antara biaya pembangunan per kilometer versi Indonesia dan versi China.

"Menurut pihak Indonesia, biaya per 1 kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar AS. Tapi di China sendiri hitungannya 17 sampai 18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat kan," ujar Mahfud dalam video tersebut.

Ia juga menyinggung soal beban utang proyek Whoosh yang mencapai sekitar Rp4 triliun pada 2025, akibat perubahan skema pembiayaan dari tawaran Jepang berbunga 0,1 persen menjadi pinjaman dari China yang awalnya 2 persen lalu naik menjadi 3,4 persen karena pembengkakan biaya (cost overrun).

Meski begitu, Mahfud mencatat bahwa biaya pembangunan Whoosh per kilometer, yang mencapai sekitar Rp780 miliar, masih lebih rendah dibandingkan MRT Jakarta yang menelan biaya sekitar Rp1,1 triliun per kilometer.

Mahfud mendukung langkah KPK menyelidiki dugaan mark up ini sebagai bentuk transparansi publik terhadap penggunaan dana proyek strategis nasional tersebut.

Ia juga menegaskan dukungannya terhadap Menteri Keuangan Purbaya, yang menolak pembebanan utang proyek Whoosh ke APBN.

Mihardi
Penulis