Nasional . 08/11/2025, 23:47 WIB
Penulis : Mihardi | Editor : Mihardi
fin.co.id - Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuda Pecinta Alam Indonesia (FKPPAI), Alam Slamet Barkah, menyerukan pentingnya sikap bijak dan kedewasaan dalam menanggapi pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menolak rencana pemberian gelar pahlawan nasional kepada almarhum Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Megawati sebelumnya menyampaikan penolakannya dalam Seminar Internasional Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika di Blitar, Jawa Timur, pada 1 November 2025. Menurut Alam, pandangan tersebut patut dihormati, namun bangsa ini perlu belajar untuk tidak terjebak pada luka sejarah.
“Kami menghargai pandangan Ibu Megawati sebagai tokoh bangsa dan putri proklamator. Namun, sejarah seharusnya menjadi ruang untuk belajar dan berdamai, bukan membuka kembali luka lama,” ujar Alam dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 8 November 2025.
Ia menekankan, setiap pemimpin bangsa, termasuk Soeharto, memiliki jasa dan kontribusi yang patut dihargai, meskipun tidak lepas dari catatan sejarah dan kekurangan.
“Tidak ada pemimpin yang sempurna. Menilai jasa seseorang seharusnya dilakukan secara objektif dan proporsional, bukan karena perbedaan politik atau luka masa lampau,” tegasnya.
Lebih lanjut, Alam menilai bahwa bangsa Indonesia yang dikenal cinta damai harus menumbuhkan semangat rekonsiliasi, bukan mempertahankan dendam sejarah.
“Dendam sejarah tidak layak diwariskan kepada generasi muda. Yang harus diwariskan adalah semangat memaafkan dan bersatu membangun masa depan bangsa,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan seluruh tokoh politik dan partai untuk memberi teladan dengan menjaga perdamaian, persaudaraan, dan rasa persatuan di tengah perbedaan pandangan.
“Kita semua punya tanggung jawab moral menjaga bangsa ini tetap utuh. Perbedaan pendapat adalah hal wajar, tapi jangan sampai merusak persatuan,” pungkas Alam.
PT.Portal Indonesia Media