Nasional

Alarm Bahaya DPR! Ledakan SMA 72 Dipicu Game Online? Komisi I Seret Regulasi Digital!

news.fin.co.id - 10/11/2025, 18:21 WIB

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono.

fin.co.id – Kasus ledakan mengerikan di SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat (7/11/2025) terus memunculkan fakta yang membuat publik cemas. Setelah terungkap bahwa terduga pelaku adalah siswa sekolah tersebut, kini muncul dugaan keras bahwa insiden tragis ini dipicu oleh pengaruh game online ekstrem.

Anggota dewan di Komisi I DPR RI langsung merespons dugaan ini dengan serius. Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, buka suara terkait kemungkinan adanya keterkaitan antara dunia digital dan kekacauan di dunia nyata. Meskipun Komisi I belum mengambil sikap final sebelum investigasi tuntas, Dave Laksono menegaskan bahwa Pemerintah tidak boleh tinggal diam.

Kecelakaan ini bukan sekadar insiden tunggal; ledakan SMAN 72 menyebabkan sedikitnya 54 orang luka-luka, mulai dari ringan hingga sedang. Para korban segera dilarikan ke RS Islam Cempaka Putih dan RS Yarsi untuk mendapatkan penanganan medis. Bahkan, tiga orang harus menjalani perawatan intensif dan operasi, sementara sebagian besar lainnya mengalami luka ringan dan gangguan pendengaran serius.

Sambil kepolisian terus menyelidiki motif terduga pelaku yang kini dirawat di RS Polri, Kramat Jati, perdebatan tentang dampak negatif dunia digital terhadap remaja kini memanas di Parlemen. Pemerintah dituntut segera bertindak tegas jika game online benar-benar menjadi pemicu kekerasan ekstrem ini.

Regulasi Game Online dan Nasib Anak Bangsa di Ujung Tanduk

Dave Laksono mengingatkan bahwa Pemerintah sebenarnya sudah memiliki regulasi untuk melindungi anak-anak dari dampak buruk dunia digital. Ia merujuk pada regulasi yang ada, menegaskan bahwa perangkat hukum untuk menyikapi isu ini sudah tersedia. Ini adalah kunci penting dalam diskusi antara DPR dan Pemerintah.

"Kalau memang benar ini terinspirasi ataupun juga disebabkan akan sebuah gaming online, ya itu kita kan juga sudah memiliki PP Tunas," kata Dave Laksono kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 10 November 2025.

Dave menekankan bahwa teknologi seharusnya berfungsi untuk mengembangkan kreativitas dan kapasitas generasi muda, bukan sebaliknya merusak mereka. Regulasi itu seharusnya menjadi pagar pelindung.

"Bilamana PSE, aplikator atau gaming online ini jelas-jelas terbukti melanggar ataupun membahayakan ataupun menyebabkan kekacauan, ya sudah ada harus ada sikap dari pemerintah untuk menindaklanjuti," tegasnya. Sikap pemerintah harus jelas: sanksi tegas bagi Penyedia Sistem Elektronik (PSE) atau pengembang game online yang terbukti melanggar dan membahayakan keselamatan publik.

Bukan Kejadian Pertama! Belajar dari Tragedi Global

Anggota Komisi I DPR RI ini mengingatkan bahwa kasus di SMAN 72 bukanlah fenomena baru. Dave Laksono menyebut insiden serupa, seperti penembakan massal di Amerika Serikat yang menewaskan banyak anak di sekolah, juga memiliki salah satu faktor penyebab yang sama: paparan game ekstrem dan senjata yang dijual bebas.

"Ya, ini salah satu dari kemajuan teknologi, fungsinya itu kan adalah untuk mengembangkan kreativitas ataupun juga mengembangkan kapasitas kita. Tapi jangan sampai kemajuan teknologi itu justru merusak generasi muda kita," ujarnya.

Perkembangan teknologi memang tidak bisa kita tutup, tetapi arah kemajuan teknologi wajib kita kendalikan. Pertumbuhan pesat industri game online harus sejalan dengan perlindungan psikologis dan moral anak. Pihak sekolah dan orang tua kini harus lebih waspada terhadap konten yang diakses anak-anak mereka, mengingat potensi imitasi kekerasan dari game online ke dunia nyata.

54 Korban Luka, Terduga Pelaku di Bawah Pengawasan Ketat Polisi

Tragedi ledakan SMAN 72 menimbulkan kerugian besar, baik fisik maupun mental. Total 54 orang menjadi korban langsung, dan tiga orang masih harus menjalani operasi karena luka serius. Bahkan, mereka yang mengalami luka ringan pun harus menghadapi potensi gangguan pendengaran akibat dampak ledakan.

Saat ini, sebagian siswa korban ledakan sudah diizinkan pulang ke rumah, tetapi beberapa lainnya masih membutuhkan perawatan intensif. Sementara itu, terduga pelaku ledakan, yang merupakan siswa SMAN 72, kini tengah menjalani pemulihan di RS Polri, Kramat Jati. Setelah pulih, polisi akan langsung memulai pemeriksaan lanjutan untuk menggali motif di balik aksi brutal yang diduga terinspirasi dari game online ini.

Penyelidikan mendalam motif terduga pelaku menjadi kunci untuk membuktikan klaim DPR terkait bahaya game online. Jika investigasi final mengonfirmasi adanya korelasi kuat, Pemerintah dan DPR harus segera memperketat regulasi. Indonesia harus memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak menjadi bumerang yang merusak masa depan generasi muda dan mengancam stabilitas keamanan di lingkungan pendidikan.

Kasus SMAN 72 menjadi panggilan darurat bagi semua pihak: lindungilah anak-anak dari sisi gelap dunia digital sebelum terlambat. - Fajar Ilman/Disway - 

Sigit Nugroho
Penulis