Nasional

Ngeri! Densus 88 Konfirmasi ABH NF Pelaku Ledakan SMA 72 Rakit Bom Sendiri, Begini Modus Aksinya!

news.fin.co.id - 10/11/2025, 18:34 WIB

ABH NF pelaku ledakan SMA 72 ternyata rakit bomnya sendiri. Polisi temukan tas jinjing berisi bom dan pindahkan NF ke RS Polri untuk penyidikan

fin.co.id – Fakta-fakta terkait kasus ledakan menggemparkan di SMAN 72 Jakarta terus terungkap, dan kali ini informasinya benar-benar mengejutkan. Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) berinisial NF (17), yang diduga kuat sebagai pelaku, ternyata merakit bomnya sendiri!

Juru Bicara Densus 88 Anti-teror, AKBP Mayndra Eka Wardhana, mengonfirmasi detail mengerikan ini kepada awak media, Senin, 10 November 2025. "Betul merakit sendiri," ujarnya singkat, tetapi padat makna. Pengakuan bahwa seorang siswa SMA dapat merakit bom secara mandiri menunjukkan adanya masalah serius yang harus segera diatasi, baik dari sisi pengawasan digital maupun lingkungan sosial.

Kasus ini bukan lagi sekadar kenakalan remaja, melainkan tindakan terencana dengan potensi bahaya yang sangat besar. Densus 88 kini fokus mendalami bagaimana NF mendapatkan bahan-bahan dan mempelajari teknik perakitan bom tersebut, yang kemungkinan besar terkait dengan aktivitas daring mencurigakan yang sebelumnya terungkap.

Detik-detik Aksi Terbongkar: Bom Dibawa dalam Tas Jinjing

Sebelum konfirmasi perakitan bom mandiri ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, telah membeberkan bukti kunci yang ditemukan melalui rekaman CCTV sekolah. Bukti ini menunjukkan bahwa aksi NF adalah tindakan terencana.

Kombes Budi Hermanto menjelaskan, NF saat tiba di SMAN 72 sudah membawa dua tas: tas sekolah biasa dan tas jinjing terpisah. Polisi memastikan bahwa semua barang berbahaya, termasuk bom rakitan, berada di dalam tas jinjing tersebut.

"Kita menjawab tadi temuan ini memang kalau dilihat dari CCTV kedatangan anak ini sudah membawa tas sekolah dengan tas yang dijinjing. Itu semua barang-barang berada di dalam situ," beber Budi Hermanto. Artinya, NF sudah mempersiapkan aksi ini sebelum tiba di lingkungan sekolah.

Yang lebih mengerikan, polisi menduga potensi kerusakan dari ledakan SMAN 72 jauh lebih besar. Kombes Budi Hermanto mengungkapkan bahwa tim penyidik menemukan adanya beberapa bom yang tidak meledak karena sumbunya gagal terpicu. Temuan bom yang gagal meledak ini menjadi barang bukti vital yang harus dianalisis untuk memastikan jenis, skala, dan tujuan akhir ledakan tersebut.

"Tapi mungkin ada beberapa sumbu yang tidak terpicu, sehingga barang ini tidak meledak," paparnya. Polisi kini bekerja keras untuk mengamankan dan menganalisis sisa bom tersebut. Kejadian ini menegaskan bahwa bahaya yang mengancam SMAN 72 merupakan ancaman serius yang terstruktur.

Pemindahan NF ke RS Polri: Misi Ganda Polisi

Penyelidikan mendalam terhadap NF, yang kini berstatus ABH, harus dilakukan beriringan dengan pemulihan kesehatannya. NF, yang terluka akibat ledakan bom rakitannya sendiri, dipindahkan ke RS Polri Pasien untuk penanganan khusus.

Kombes Budi Hermanto menjelaskan, pemindahan ini memiliki dua tujuan strategis:

1. Fokus Kesehatan dan Pencegahan Infeksi

Di RS Polri, NF mendapatkan perawatan dari tim terpadu yang sudah dibentuk polisi, termasuk dokter bedah dan psikolog. Pemindahan ini bertujuan untuk memastikan NF mendapat perawatan terbaik sekaligus menghindari infeksi. Di rumah sakit sebelumnya, NF ditempatkan bersama beberapa pasien lain, sehingga risiko infeksi lebih tinggi. Dengan dipindah ke RS Polri, kondisinya lebih terjaga.

2. Memudahkan Penggalian Informasi Penyidik

Kabar baik bagi penyidik, kondisi NF sudah membaik dan sudah bisa diajak komunikasi. Lingkungan terkontrol di RS Polri akan memudahkan penyidik menggali informasi secara intensif dan sistematis. Polisi harus mendapatkan keterangan langsung dari NF mengenai motivasinya, bagaimana ia belajar merakit bom, dan mengapa ia menargetkan SMAN 72.

Polda Metro Jaya menegaskan, mereka akan selalu memberikan pembaruan (update) kepada publik setelah semua olah TKP, barang bukti (Barbuk), dan keterangan saksi selesai. Rilis detail terkait motif dan kronologi lengkap diagendakan dalam waktu dekat. Polisi ingin memastikan cerita motif yang disampaikan kepada publik adalah fakta kejadian yang pasti dan terverifikasi.

Kasus siswa yang rakit bom sendiri ini menjadi titik balik penting. Ini mendesak semua pihak, terutama orang tua dan sekolah, untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas digital dan potensi radikalisme/ekstremisme yang mengintai generasi muda. Kita harus mengetahui secara pasti fakta kejadian ini untuk mencegahnya terulang kembali. - Rafi Adhi/Disway

Sigit Nugroho
Penulis