fin.co.id — Permintaan lahan industri terus menunjukkan tren positif. Kuartal III 2025 mencatat serapan hingga 74,54 hektare, mendekati total realisasi sepanjang tahun lalu. Kekurangan lahan di Bekasi membuat banyak pelaku industri bergerak ke timur, terutama Karawang, Purwakarta, dan Subang yang menawarkan cadangan lahan lebih luas dan infrastruktur yang semakin lengkap.
Head of Research Services, Ferry Salanto, menilai momentum pasar saat ini didorong oleh kebutuhan yang semakin beragam, terutama dari sektor kendaraan listrik (EV) dan kehadiran Standard Factory Building (SFB). Ia menyebut SFB sebagai solusi plug-and-play yang fleksibel, modular, dan cepat dioperasikan, sehingga membantu kawasan industri memonetisasi lahan sekaligus mempercepat proses produksi. Ferry optimistis tren ini akan menjaga pertumbuhan hingga akhir tahun dan membawa pemulihan kuat menuju 2026.
Dari sisi harga, lahan industri di Jakarta Raya cenderung terkoreksi akibat depresiasi rupiah, sementara Bekasi dan Karawang relatif stabil. Purwakarta dan Subang justru tampil kompetitif dengan potensi pertumbuhan tinggi, didukung ekspansi otomotif, EV, dan logistik serta peningkatan konektivitas. Subang bahkan mencatat momentum paling agresif berkat beroperasinya Pelabuhan Patimban yang memperkuat jalur distribusi domestik dan ekspor.
Permintaan pun tetap solid meski pasar sempat terganggu. Sektor otomotif, EV, logistik, dan rantai pasok menjadi penyumbang terbesar, disusul masuknya perusahaan Tiongkok sebagai pemain dominan. Pola permintaan semakin beragam dan tidak bergantung pada satu sektor tertentu.
Kawasan industri juga melaporkan operasional yang stabil dan volume produksi yang meningkat. Data tahunan memperlihatkan kepercayaan investor terus menguat, sejalan dengan dorongan pemerintah dan prospek investasi nasional yang semakin solid menjelang 2026. (*)
Pabrik Hyundai di Bekasi - Ilustrasi -