Nasional

Gubernur Dedi Mulyadi Janji Modali Penemu Bobibos: Pakai Lembaga KDM Aja, Jangan Pemerintah, Lama!

news.fin.co.id - 15/11/2025, 16:11 WIB

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Bandung. ANTARA/Ricky Prayoga

fin.co.id -  Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan dukungan penuh untuk memodali pengembangan Bobibos, bahan bakar alternatif hasil riset anak bangsa yang berbahan dasar limbah jerami.

Langkah ini semakin menarik karena Dedi bukan hanya memberi janji, tapi juga sudah ikut melakukan uji coba langsung menggunakan mesin traktor.

Bobibos, yang merupakan singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos, pertama kali diperkenalkan di Bogor dan langsung menjadi sorotan.

Bahan bakar ini diklaim memiliki Research Octane Number (RON) mencapai 98, bahkan dari hasil uji laboratorium resmi Lemigas, angka oktannya diketahui berada di 98,1 setara dengan BBM performa tinggi

Dari Limbah Jerami Menjadi BBM Beroktan Tinggi

Bahan bakar Bobibos dibuat dari jerami, limbah pertanian yang selama ini hanya dibakar atau ditinggalkan membusuk. Dengan riset yang telah dilakukan lebih dari satu dekade, limbah ini kini bisa diolah menjadi energi bernilai tinggi.

Namun, meski inovasi ini menuai pujian, tetap saja muncul pro dan kontra dari publik—mulai dari keraguan teknologi hingga pertanyaan soal implementasi massal.

Dedi Mulyadi pun memilih turun tangan langsung untuk memastikan kualitas dan potensi bahan bakar tersebut.

Dalam sebuah video yang diunggah melalui akun media sosialnya, Dedi memperlihatkan proses pengujian Bobibos bersama penemunya, M. Ikhlas Thamrin, Founder Bobibos.

Uji coba dilakukan menggunakan mesin traktor diesel di kawasan Lembur Pakuan.

Tak butuh waktu lama, setelah diisi Bobibos, mesin traktor langsung menyala dan bahkan dipakai membajak sawah. Hal ini menjadi bukti awal bahwa bahan bakar jerami tersebut mampu menggantikan solar dan diesel pada mesin konvensional.

Yang membuat Bobibos semakin dilirik adalah nilai ekonomi yang dihasilkannya.

Berdasarkan paparan anggota DPR yang turut hadir dalam diskusi, dengan rasio konversi jerami ke BBM mencapai 3.000 liter per hektar, potensi produksinya di Lembur Pakuan sangat besar.

Lembur Pakuan sendiri memiliki potensi hingga 1.000 hektar lahan pertanian, yang berarti mampu menghasilkan jutaan liter Bobibos jika diolah optimal. Angka tersebut menjadi terobosan besar bagi daerah pertanian yang ingin mandiri energi.

Derry Sutardi
Penulis