Nasional

Cak Imin Resmikan Program SMK Go Global 2026, Siapkan 500 Ribu Pekerja Migran Terampil

news.fin.co.id - 18/11/2025, 16:31 WIB

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

fin.co.id - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan percepatan implementasi program SMK Go Global, sebuah inisiatif besar yang menargetkan penempatan 500.000 pekerja migran Indonesia (PMI) terampil ke berbagai negara. Mayoritas peserta program ini merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan pemberangkatan dimulai pada akhir 2025 dan berlanjut sepanjang 2026.

Program tersebut menjadi tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk membuka peluang kerja internasional bagi generasi muda sekaligus menekan angka pengangguran lulusan SMK yang masih tinggi.

Dalam konferensi pers pada Selasa, 18 November 2025, Cak Imin memaparkan bahwa persiapan program sudah dimulai sejak 2025, termasuk kesiapan satuan pendidikan dan penguatan mekanisme penempatan luar negeri.

"Secara khusus program ini akan dilaksanakan 2026 dengan persiapan dimulai 2025 ini. Persiapan yang pertama, adalah agar semua SMK-SMK juga mempersiapkan diri, dari hulunya mempersiapkan diri dengan baik, dari hilirnya penempatan luar negeri kita sedang perkuat negara-negara dan mekanisme serta sistem penempatan yang lebih baik dan cepat," tuturnya.

"Kita punya target 2026 Insya Allah 500 ribu yang akan diberangkatkan lulusan SMK dan SMA," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, bersama Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, Cak Imin menjelaskan, 300.000 dari total kuota diprioritaskan untuk lulusan SMK, sedangkan 200.000 lainnya terbuka bagi masyarakat yang memiliki keterampilan relevan.

Menurutnya, program ini dirancang untuk membuka akses bagi lulusan SMK agar bisa meningkatkan kompetensi dan bersaing di pasar kerja global dengan penghasilan yang lebih baik.

"Program jangka pendek ini bertujuan untuk memberi peluang pada lulusan-lulusan SMK yang memiliki kompetensi agar bisa terus ditingkatkan, sehingga mampu mendapatkan peluang pekerjaan di luar negeri dengan gaji yang bagus," katanya.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menyiapkan anggaran subsidi sebesar Rp25 triliun. Dana ini dialokasikan bagi pelatihan keterampilan serta pelatihan bahasa asing secara intensif, termasuk bahasa Jepang, Korea, Inggris, Mandarin, dan Arab, menyesuaikan kebutuhan negara tujuan.

Cak Imin menekankan pentingnya penyelarasan standar kompetensi Bahasa dan keterampilan di SMK, terutama bagi kelas-kelas yang diproyeksikan untuk bekerja di luar negeri.

"Yang kedua, kita juga akan membenahi terutama pak Menteri P2MI kerja sama dengan SMK-SMK kelas migran. Sehingga sejak dini, kelas-kelas yang memang dipersiapkan untuk bekerja di luar negeri kita minta untuk mengadopsi standar minimum kapasitas kompetensi bahasa yang disyaratkan," jelasnya.

Ia mencontohkan standar bagi calon pekerja ke Jepang:

"Misalnya kalau ke Jepang, kelas migran SMK jurusan kelas ke Jepang kelas 1 sudah mengadopsi bahasa Jepang N4 misalnya gitu. N4 itu prasyarat kompetensi bekerja di Jepang. Untuk tahun 2026, ya 15 sampai 25 T," sambungnya.

Pelatihan akan melibatkan Balai Latihan Kerja pemerintah serta BLK Komunitas untuk mempercepat peningkatan keterampilan calon PMI.

Menteri P2MI, Mukhtarudin, menegaskan bahwa program ini merupakan respons cepat terhadap permintaan pasar global. Saat ini, lebih dari 350.000 lowongan tersedia di berbagai negara, namun baru sebagian kecil yang dapat diisi oleh tenaga kerja Indonesia.

(Hasyim Ashari)

Mihardi
Penulis