Internasional

PM Spanyol Pedro Sanchez Tolak Rencana Gaza Jadi 'Riviera Timur Tengah'

news.fin.co.id - 16/02/2025, 10:03 WIB

Tangkapan layar penggalan tayangan di Fox News, Presiden AS Donald Trump membicarakan soal Gaza (Sumber X @DrEliDavid)

fin.co.id - Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, secara tegas menolak rencana Presiden AS, Donald Trump, yang ingin mengusir warga Palestina dan mengubah Gaza menjadi kawasan resor mewah atau "Riviera Timur Tengah".

Pernyataan ini disampaikan Sanchez dalam sebuah pertemuan di Komunitas Otonomi Basque pada Sabtu, 15 Februari 2025, di mana ia berjanji akan melawan rencana tersebut demi keadilan bagi rakyat Palestina.

Pedro Sanchez: Gaza Bukan Sekadar Real Estat

Dalam pidatonya, Sanchez menegaskan bahwa tidak ada proyek properti yang dapat menghapus penderitaan dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Gaza dalam beberapa tahun terakhir.

“Tidak ada operasi real estat yang bisa menutupi aib atau kejahatan kemanusiaan yang telah terjadi di Gaza. Kita seharusnya tidak mengizinkannya. Dan dari Spanyol, kita tidak akan mengizinkannya,” ujarnya dengan tegas.

Advertisement

Sebagai pemimpin Partai Sosialis Spanyol, Sanchez terus menyerukan solusi dua negara, di mana warga Palestina dan Israel dapat hidup berdampingan dalam kedamaian dan keamanan.

Ia juga menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap hukum internasional dan penolakan terhadap tindakan sepihak yang dapat memperburuk situasi di kawasan tersebut.

Donald Trump dan Rencana Kontroversialnya untuk Gaza

Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa ia ingin "mengambil alih" dan "memiliki" Gaza dengan mengusir penduduknya ke negara-negara tetangga. Tujuannya adalah membuka ruang bagi pengembangan proyek properti mewah.

Pernyataan ini langsung menuai kritik global, termasuk dari Sanchez yang menilai kebijakan tersebut sebagai bentuk pengabaian terhadap hak asasi manusia dan hukum internasional.

Kritik Sanchez terhadap Kebijakan Sayap Kanan Internasional

Selain menyoroti isu Gaza, Pedro Sanchez juga mengkritik pernyataan Wakil Presiden AS, JD Vance, yang baru-baru ini meminta para pemimpin Eropa untuk lebih menerima partai-partai sayap kanan. Menurut Sanchez, kelompok sayap kanan internasional memiliki agenda tersembunyi untuk melemahkan Uni Eropa dari dalam.

Advertisement

“Yang diinginkan oleh kelompok sayap kanan internasional adalah menghancurkan Eropa dari dalam. Saat ini kita membutuhkan lebih banyak Eropa daripada sebelumnya, bukan lebih sedikit,” katanya. Ia juga mendesak Partai Populer Spanyol agar memutus hubungan dengan Vox, partai sayap kanan di negara tersebut.

Lebih lanjut, Sanchez menuduh kelompok sayap kanan Spanyol bersikap lunak terhadap AS meskipun Amerika mengenakan tarif tinggi pada barang-barang Eropa, termasuk dari Spanyol dan negara-negara yang dipimpin oleh pemerintahan konservatif seperti Hongaria.

“Mereka keras terhadap yang lemah tetapi tunduk kepada yang kuat. Mereka tidak mengutamakan negara; mereka mengutamakan uang,” tambahnya.

Komitmen Spanyol untuk Hukum Internasional dan Multilateralisme

Sanchez juga menegaskan bahwa Spanyol akan menentang segala bentuk pelanggaran hukum internasional dan memperjuangkan multilateralisme.

Menurutnya, ketika pembicaraan damai untuk Ukraina dimulai, keputusan masa depan Ukraina harus dikendalikan oleh rakyatnya sendiri, sementara keamanan Eropa harus dirundingkan oleh negara-negara Eropa.

Sebagai Presiden Socialist International, Sanchez tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip sosialisme demokratis di tingkat global. Ia menutup pidatonya dengan seruan kepada masyarakat dunia untuk menolak kebijakan yang mengabaikan hak asasi manusia dan menormalisasi tindakan represif terhadap kelompok yang rentan. (Antara/Anadolu)

Advertisement

Sigit Nugroho
Penulis