Politik

Framing dan Friksi Politik: Sufmi Dasco Judol Jadi Sasaran Serangan Terstruktur?

news.fin.co.id - 10/04/2025, 16:39 WIB

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

fin.co.id - Isu yang menimpa Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mendadak mengemuka, seiring derasnya pemberitaan yang mengaitkan namanya dengan praktik judi online atau judol di luar negeri. Namun di balik gegap gempita kabar tersebut, muncul analisis yang jauh lebih dalam: apakah ini sekadar isu biasa atau bagian dari upaya sistematis untuk menjatuhkan figur-figur penting di lingkaran Prabowo Subianto

Pengamat intelijen dan geopolitik, Amir Hamzah, menyuarakan kekhawatirannya atas pola yang kini mulai terlihat terang. Ia menilai ada gerakan yang terstruktur dan terencana untuk menyerang orang-orang kepercayaan Prabowo, sebagai cara melemahkan posisi Presiden secara tidak langsung.

"Prabowo hari ini sangat kuat secara politik. Maka, menyerangnya langsung itu bukan pilihan efektif. Yang dilakukan justru menyerang orang-orang terdekatnya, satu per satu," ujar Amir saat berbicara kepada wartawan, Senin, 7 April 2025.

Salah satu nama yang disorot dalam analisis tersebut adalah Sufmi Dasco, yang kini berada di pusaran isu judol. Amir menyebut, narasi yang dibangun terhadap Dasco lebih condong pada upaya framing ketimbang fakta yang berdiri sendiri. Ia menjelaskan, saat Dasco menjabat sebagai Komisaris di MNC Digital, ia terlibat dalam kerja sama properti dengan perusahaan Kamboja. Jika kemudian perusahaan tersebut memiliki hubungan tidak langsung dengan bisnis judol, menurut Amir, itu bukan tanggung jawab pribadi Dasco.

“Ini murni upaya pembingkaian. Tidak ada bukti yang kuat bahwa Dasco terlibat dalam praktik ilegal tersebut,” tegasnya.

Lebih lanjut, Amir menyebut bahwa serangan terhadap Dasco berkaitan erat dengan peran strategisnya di parlemen. Sebagai Ketua Harian DPP Partai Gerindra dan tokoh yang mendorong pengesahan revisi UU TNI, Dasco dianggap sebagai sosok kunci dalam mengamankan agenda-agenda besar Prabowo di DPR.

“Posisinya vital. Maka ketika Dasco digoyang, efeknya bisa merambat ke Gerindra dan juga ke Prabowo sendiri,” kata Amir.

Namun Sufmi Dasco bukan satu-satunya. Dua tokoh lain yang juga berada dalam radar serangan politik ini adalah Hashim Djojohadikusumo dan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Hashim, adik kandung Prabowo, disebut diserang dari sisi ekonomi dan relasi politik luar negeri. Sementara Sjafrie, yang memiliki rekam jejak panjang di bidang pertahanan dan intelijen, kembali diangkat dalam narasi lama terkait isu HAM dan militerisme.

Amir menduga, serangan ini tidak hanya berasal dari aktor dalam negeri. Ia menyinggung adanya dinamika geopolitik kawasan yang mungkin merasa terganggu dengan kebijakan strategis Indonesia di bawah Prabowo.

"Ini bukan sekadar kompetisi politik biasa. Kita sedang berhadapan dengan upaya besar untuk menghambat konsolidasi kekuasaan di level nasional," katanya.

Ia mengimbau publik agar tetap rasional dalam menyerap informasi, serta tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang belum terbukti kebenarannya. Di sisi lain, ia juga menantang aparat penegak hukum untuk bersikap proaktif dalam menyaring informasi dan melawan penyebaran hoaks yang berpotensi mencederai sistem demokrasi.

“Kalau tokoh sekelas Dasco bisa dijatuhkan hanya lewat framing yang tidak berdasar, ini bisa menjadi preseden buruk bagi stabilitas politik ke depan,” pungkasnya. (*)

Sigit Nugroho
Penulis