Internasional

Hamas Ikut Belasungkawa Atas Meninggalnya Paus Fransiskus

news.fin.co.id - 22/04/2025, 09:35 WIB

Tentara Hamas Palestina

fin.co.id - Gerakan Palestina, Hamas menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Pemimpin Gereja Katolik Vatikan Paus Fransiskus.

"Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan simpati yang tulus kepada Gereja Katolik sedunia dan kepada semua umat Kristen atas wafatnya Paus Fransiskus, Paus Vatikan, yang meninggal setelah mengabdikan hidupnya untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan agama," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Senin 21 April 2025.

Gerakan tersebut mencatat bahwa Paus Fransiskus memainkan peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai dialog antaragama dan menyerukan saling pengertian dan perdamaian antara masyarakat, serta menolak kebencian dan rasisme.

Advertisement

"Beliau secara konsisten menentang agresi dan peperangan, dan merupakan tokoh agama terkemuka dalam mengecam kejahatan perang dan tindakan genosida, termasuk yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza," tambah pernyataan tersebut.

Vatikan resmi mengumumkan penyebab wafatnya Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, yang meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025.

Menurut pernyataan dari dokter kepausan, Andrea Arcangeli, Paus menghembuskan napas terakhir akibat stroke yang kemudian menyebabkan koma dan akhirnya gagal jantung.

“"Penyebab kematian Paus Fransiskus telah diidentifikasi sebagai stroke, diikuti koma dan kolaps kardiosirkulasi yang tidak dapat disembuhkan," kata dokter Vatikan Andrea Arcangeli dalam surat kematiannya.

Kematian Paus Fransiskus telah dipastikan melalui prosedur thanatografi elektrokardiografi — metode yang digunakan untuk verifikasi medis kematian — dan dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan serta Kebersihan Negara Kota Vatikan.

Advertisement

Selain mengumumkan kabar duka, Vatikan juga mempublikasikan surat wasiat spiritual Paus Fransiskus yang ditulis pada 29 Juni 2022.

Dalam surat tersebut, beliau menyampaikan harapannya agar dimakamkan di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore — tempat yang selalu ia kunjungi untuk berdoa sebelum dan sesudah misi apostoliknya.

"Saya meminta agar jenazah saya beristirahat - menunggu hari Kebangkitan - di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore," tempat Paus berkata setelah selalu berdoa "di awal dan akhir setiap Perjalanan Apostolik."

Ia juga menekankan bahwa makamnya kelak harus bersahaja, berada di dalam tanah, tanpa hiasan yang berlebihan. *

Afdal Namakule
Penulis