fin.co.id - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengatakan, 95 persen korban kekerasan dan eksploitasi di luar negeri adalah pekerja ilegal. Dia meminta, agar masyarakat yang bekerja di luar negeri dilakukan secara legal, aman, dan terampil.
"95 persen data kami, yang mengalami kekerasan, eksploitasi, perlakuan tidak adil, bahkan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) itu adalah orang-orang yang berangkat secara non prosedural atau ilegal," kata Karding di Tangerang, Banten, Jumat, 2 Mei 2025.
Karding menuturkan, saat ini permintaan kerja dari luar negeri terdapat 1,7 juta. Namun, lanjutnya, yang baru terealisasi baru 297.000 orang yang bisa dipenuhi, sehingga perlu peningkatan program pelatihan, dan sertifikasi.
"Selain itu, di Banten menjadi daerah transit utama bagi pekerja migran, sehingga dukungan semua pihak, termasuk aparat daerah, sangat penting dalam pencegahan dan pemberdayaan," tuturnya.
Karding menegaskan, dirinya hadir untuk mengedukasi masyarakat lewat deklarasi bersama pencegahan TPPO dan pengiriman pekerja migran Indonesia non prosedural atau ilegal.
"Kedatangan kami di sini sekaligus juga mengedukasi masyarakat lewat gerakan yang disebut pernyataan bersama yang baru saja kita lakukan," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengunjungi Balai Vokasi Poliran milik Polda Banten di Serang, Banten pada Jumat, 2 April 2025.
Baca Juga
Dalam kunjungan itu, Menteri Karding melihat bagaimana balai vokasi itu beroperasi seperti melihat pelatihan budidaya ikan, pengelasan hingga peternakan.
"Poliran ini satu hal yang menurut saya perlu menjadikan semacam role model bagi semua institusi, tidak hanya kepolisian," kata Menteri Karding.
Menteri Karding terkesan dengan balai vokasi ini lantaran dapat menciptakan sumber daya manusia terampil yang siap bekerja di luar negeri.
"Yang disebut polisi peduli pengangguran ditandai dengan menciptakan banyak manusia-manusia yang terampil lewat vokasi yang luar biasa," kata Menteri Karding.
(Candra Pratama)