Sejak saat itu, Taman Nasional Manusela ditutup. Pencarian dilakukan oleh Tim SAR Ambon dan TN Manusela hingga hari ketujuh, namun tak membuahkan hasil. Yang tersisa hanyalah bungkusan rokok dan jejak sepatu, fragmen kehadiran yang menyesakkan.
Medan yang berat, cuaca yang tak bersahabat, dan cedera yang dialami anggota tim membuat pencarian sempat dihentikan. Tapi doa dan harap tak berhenti.
Pada 12 Mei, pencarian kembali dilanjutkan. Relawan pecinta alam, tokoh adat, dan TN Manusela bersatu menyusuri kembali harapan yang nyaris padam.
Dan kini Firdaus telah ditemukan. Bukan dalam pelukan hangat keluarga, tapi di tanah lembap hutan yang menyimpan ribuan kisah.
Namun, ia tidak benar-benar sendirian. Ia ditemani semesta yang mengiringinya pulang, pohon-pohon yang melantunkan doa, dan relawan-relawan yang tak pernah berhenti berharap.
Selamat jalan, Firdaus. Langit telah memanggilmu dengan lembut. Dan Binaiya, kini menyimpanmu dalam kenangan yang abadi.