Ekonomi

Kadin: Indonesia Negara Non-blok, Jadi Penyeimbang China-AS

news.fin.co.id - 17/05/2025, 22:22 WIB

Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie. Foto: Sab/Disway Group

fin.co.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menilai posisi Indonesia sebagai negara non-blok berpotensi mencari peluang bisnis baru yang menguntungkan di tengah perseteruan antara China-Amerika Serikat (AS).

Menurutnya, pentingnya stabilitas kawasan dan peluang kerja sama ekonomi, terutama dengan Amerika Serikat (AS). Selain itu, Anindya juga menambahkan, para pengusaha AS juga memperlihatkan kesamaan keinginan dari pelaku usaha AS dan Indonesia untuk menghindari dampak negatif dari kebijakan tarif.

“Mereka (pelaku usaha AS) benar-benar ingin segera menyepakati kesepakatan. Karena setiap kenaikan tarif akan mendorong inflasi,” kata Anindya kepada Disway Group di Jakarta, Sabtu, 17 Mei 2025.

Sementara itu, kata dia, perdagangan Indonesia-AS diketahui telah mencatatkan angka sekitar 40 miliar dolar AS, dengan AS sebagai mitra dagang terbesar kedua Indonesia setelah China. Dengan perolehan ini, Anindya optimis bahwa angka tersebut dapat naik dua kali lipat (80 miliar dolar AS) dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Advertisement

“Kami bisa impor kedelai, gandum, kapas, daging, dan produk susu dari Amerika Serikat, dan di saat yang sama ekspor elektronik, furnitur, alas kaki, dan garmen. Selain itu, ada peluang kerja sama baru dalam hal mineral kritis,” katanya.

Dia mengatakan, Indonesia belum lama ini juga telah meluncurkan Sovereign Wealth Fund Danantara, yang diketahui memiliki aset kelolaan hingga mencapai 900 miliar dolar AS. Menurut Anindya, aset tersebut dapat dimanfaatkan untuk co-investment antara Indonesia dan AS.

“Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN dan satu-satunya anggota G20 dari kawasan ini ingin memainkan peran serupa. Tujuan akhirnya adalah membawa kesejahteraan, baik bagi rakyat Indonesia maupun bagi dunia,” kata Anindya.

Melalui akun media sosial Instagram pribadinya (@anindyabakrie), Anindya turut menggarisbawahi posisi geopolitik dan ekonomi Indonesia di tengah kompetisi dua blok besar dunia, Barat yang dipimpin AS dan Timur yang dipengaruhi oleh China. Mengutip semangat para pendiri bangsa, Anindya menyatakan bahwa Indonesia akan tetap menjaga posisi strategis sebagai penyeimbang antara dua kutub besar dunia.

“Saya sampaikan bahwa Indonesia ini non-blok dan bekerja sama atau berbisnis dengan semua,” tulis Anindya.

Advertisement

(Bianca Khairunnisa)

Mihardi
Penulis