Apakah kita siap kehilangan arah generasi muda hanya karena algoritma TikTok yang tak terkendali?
fin.co.id - Algoritma TikTok kini menjadi sorotan serius Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Se-Nusantara. Dalam seruan terbuka yang disampaikan hari ini, Kamis, 12 Juni 2025, Ketua BEM PTNU Muhammad Ikhsanurrizqi menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap dampak buruk algoritma platform digital itu terhadap anak-anak dan remaja Indonesia.
Mereka mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Digital, untuk segera mengatur dan mengawasi algoritma TikTok secara ketat berdasarkan usia pengguna. Seruan ini bukan tanpa alasan. Menurut BEM PTNU, algoritma TikTok kian hari semakin banyak menampilkan konten yang tidak mendidik, mulai dari joget tanpa makna hingga candaan yang menjurus ke arah penyimpangan nilai sosial.
Ruang Digital Tanpa Kendali, Anak Bangsa dalam Ancaman
BEM PTNU menilai bahwa jika dibiarkan, algoritma TikTok akan terus membanjiri anak-anak usia sekolah dengan konten-konten viral yang miskin nilai edukatif. Mereka mempertanyakan, apakah negara akan tinggal diam saat masa depan bangsa dibentuk oleh algoritma yang tak berpihak pada pertumbuhan intelektual dan moral generasi muda.
“Kami menyaksikan dengan keprihatinan mendalam bagaimana TikTok justru lebih banyak menyuguhkan konten yang tidak membangun karakter bangsa,” tegas Ikhsanurrizqi dalam pernyataannya.
Tiga Tuntutan Konkret BEM PTNU
BEM PTNU menyampaikan tiga langkah konkret yang wajib segera diambil oleh pemerintah:
-
Pembatasan algoritma berdasarkan usia agar anak-anak hanya mengakses konten edukatif dan sesuai nilai kebangsaan.
-
Pengawasan ketat konten viral yang tidak mencerminkan etika, sopan santun, dan norma sosial Indonesia.
-
Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan platform digital untuk menciptakan ruang digital yang sehat.
Menurut mereka, hanya dengan langkah strategis dan terukur, algoritma TikTok bisa dikendalikan dan disesuaikan dengan misi membangun generasi unggul.
Generasi Digital, Tapi Bukan Tanpa Arah
BEM PTNU mengingatkan, di tengah gempuran digitalisasi, anak-anak Indonesia tetap membutuhkan bimbingan nilai dan moral. Mereka menolak pasrah terhadap algoritma yang menentukan apa yang dilihat, dipikirkan, dan ditiru oleh pengguna muda setiap harinya.
“Jika kita gagal mendidik generasi hari ini dengan benar, maka kita sedang mempersiapkan kehancuran bangsa di masa depan,” ujar Ikhsanurrizqi.
Seruan untuk Negara Hadir
Lebih jauh, BEM PTNU menegaskan tidak akan tinggal diam. Mereka menyerukan agar negara hadir, pemerintah bertindak, dan algoritma dikendalikan demi menyelamatkan arah generasi.
“Negara harus hadir. Pemerintah harus bertindak. Algoritma harus dikendalikan. Generasi muda harus diselamatkan,” tutupnya. (*)
Muhammad Ikhsanurrizqi (KETUA BEM PTNU)