Hukum dan Kriminal

Kejagung Periksa 6 Saksi Baru dalam Kasus Kredit PT Sritex: Terungkap Keterlibatan Lintas Sektor

news.fin.co.id - 17/06/2025, 19:29 WIB

Buruh mengendarai sepeda keluar dari pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/10/2024). Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang menyatakan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex dinyatakan pailit, hal tersebut tercantum dalam putusan dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Semarang. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

fin.co.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) melalui Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) kembali mengintensifkan penyidikan atas dugaan korupsi dalam pemberian fasilitas kredit kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (PT Sritex) dan anak usahanya.

Hari ini, Kejagung memeriksa enam orang saksi dalam perkara yang menyeret sejumlah bank daerah ternama—PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB), PT Bank DKI, dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng)—atas nama tersangka ISL dkk.

Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah menjelaskan, saksi pertama yang diperiksa adalah JFT selaku Manager Sindikasi Bank BNI tahun 2012. 

Selanjutnya adalah saksi inisial AS selaku Staf PT Sritex dan AH selaku Direktur PT Perusahaan Dagang Djohar. 

"Kemudian saksi inisial SYF selaku Direktur PT Asuransi Central Asia, FS selaku Kepala Departemen Pembiayaan LPEI tahun 2012 dan HRM Staf Keuangan PT Sritex," jelasnya, Selasa 17 Juni 2025.

Pemeriksaan ini dilakukan guna memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan perkara dugaan penyimpangan dalam proses pemberian kredit besar yang berpotensi merugikan keuangan negara.

Yang menarik, para saksi berasal dari berbagai sektor: perbankan nasional, perusahaan asuransi, hingga entitas dagang yang diduga memiliki kaitan erat dengan mekanisme pencairan dan penyaluran kredit kepada PT Sritex. Hal ini memperlihatkan potensi jejaring sistemik dalam perkara tersebut.

Kasus ini menjadi sorotan karena Sritex merupakan salah satu pemain besar di industri tekstil nasional. Skandal ini tidak hanya menimbulkan risiko pada keuangan negara, tetapi juga membuka pertanyaan soal standar tata kelola dan kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit dalam skala besar.

Khanif Lutfi
Penulis