fin.co.id - Sebanyak 100 prajurit TNI dikerahkan untuk membersihkan dan mengangkut kendaraan yang habis terbakar oleh demonstran di depan Gedung Polres Metro Jakarta Timur. Aksi mereka juga dibantu oleh petugas pemadam kebakaran (Damkar), agar jalan kembali bisa digunakan masyarakat.
Peristiwa kebakaran itu terjadi setelah aksi unjuk rasa yang dimulai dari tuntutan kenaikan tunjangan DPR berujung pada kisruh setelah seorang pengemudi ojek online tewas dilindas kendaraan taktis Brimob di Pejompongan, Kamis malam, 28 Agustus 2025.
"Semalam ada aksi yang unjung rasa yang ujungnya terjadi anarkis ya kan? Ada beberapa kendaraan dibakar ya ada 11 unit mobil dibakar, kemudian motor-motor juga ada," terang Komandan Korem 051/Wijayakarta, Brigjen TNI Nugroho Imam, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Di lapangan, terlihat jelas puing-puing bekas kebakaran berserakan—menambah urgensi evakuasi. Nugroho menegaskan bahwa prioritas utama adalah membuka akses jalan agar terkoneksi kembali dengan Jatinegara Timur dan bisa dilalui warga.
“Jadi intinya adalah yang penting adalah jalan ini bisa dilalui oleh warga atau masyarakat dulu,” jelasnya.
Pascainsiden itu, ia menyerukan agar massa tak terprovokasi provokasi yang berujung pada perusakan fasilitas publik. Menurutnya, pengunjuk rasa tetap boleh menyampaikan aspirasi selagi tertib dan mengikuti aturan.
“Para pemuda boleh menyuarakan aspirasi. Silakan saja tetapi ikuti aturannya. Jangan sampai kita terprovokasi karena nanti ujung-ujungnya yang rugi adalah masyarakat lagi,” tegasnya.
Baca Juga
(Dimas Rafi)
Sejumlah warga tampak berlalu lalang di depan Polres Jakarta Timur, Jatinegara. Foto: Dimas Rafi