Megapolitan

Ratusan Warga Kabupaten Tangerang Terinfeksi HIV

news.fin.co.id - 19/09/2025, 17:18 WIB

Pengobatan HIV-AIDS dengan menggunakan vaksin anti retroviral foto : Alodokter

fin.co.id -  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang mencatat angka yang mengkhawatirkan. Sebanyak 374 warga terinfeksi HIV/AIDS sepanjang Januari hingga Agustus 2025. Jumlah ini bertambah menjadi 381 pasien jika memasukkan tujuh pasien dari luar daerah yang turut mencari pengobatan di wilayah ini.

Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, mengungkapkan bahwa perilaku hubungan seksual berisiko menjadi penyebab utama penularan virus mematikan ini.

"Mayoritas kasus penularan berasal dari hubungan seksual yang menyimpang, meskipun ada juga yang berasal dari hubungan normal, serta sebagian kecil melalui transfusi darah," jelas Hendra pada Jumat (19/9/2025).

Ratusan kasus ini terungkap berkat skrining intensif terhadap 4 ribu orang yang dilakukan oleh lembaga swadaya Tim Penanggulangan HIV/AIDS dan Kelompok Penjangkau. Hasilnya, ditemukan bahwa infeksi HIV banyak menjangkiti kalangan dewasa dengan rentang usia 25-60 tahun.

Kabar baiknya, hingga saat ini belum ada pasien HIV/AIDS di Kabupaten Tangerang yang meninggal dunia. Seluruh pasien tengah menjalani perawatan medis intensif di berbagai rumah sakit dan puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten Tangerang.

"Pengobatan ini memang seumur hidup. Dosis obat akan disesuaikan jika jumlah virusnya menurun, namun pasien tetap harus rutin mengonsumsi obat," tutur Hendra.

Kendati begitu, Hendra juga menyampaikan angin segar, bahwa temuan kasus HIV/AIDS di tahun 2025 ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, tercatat 591 warga Kabupaten Tangerang terinfeksi virus HIV.

Namun, ia menekankan bahwa penanganan HIV/AIDS tidak hanya sebatas pada perawatan medis. Dukungan moral dari masyarakat sangat krusial agar pasien tidak merasa dikucilkan dan terstigmatisasi.

"Kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menghindari hubungan seksual di luar nikah, karena perilaku tersebut sangat berisiko," pungkasnya.

Rikhi Ferdian Herisetiana
Penulis