Politik

Puan Desak Evaluasi Menyeluruh Program Makan Bergizi Gratis Usai Rentetan Kasus Keracunan

news.fin.co.id - 23/09/2025, 20:47 WIB

Ketiga dari kiri: Ketua DPR RI Puan Maharani. Foto: Fajar Ilman

fin.co.id - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap proses produksi dan distribusi makanan di lapangan. Hal itu menanggapi sejumlah kasus keracunan makanan yang terjadi dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG),

Puan menyampaikan, DPR melalui fungsi pengawasannya akan terlibat langsung dalam menelusuri akar persoalan yang menyebabkan insiden tersebut, khususnya pada dapur penyedia makanan MBG.

"Evaluasi terkait dengan MBG ya di fungsi pengawasannya nanti tentu saja kami akan melakukan pengawasan tempat-tempat yang mana ada masalah di tempat dapur-dapur MBG untuk melihat secara langsung itu sebenarnya masalahnya itu seperti apa? Apakah di dapurnya? Apakah di sekolahnya? Untuk bisa melihat dari hulunya itu sebenarnya masalahnya seperti apa? Jadi memang evaluasinya itu harus dilakukan secara total," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 23 September 2025.

Ia juga mengingatkan agar seluruh pihak menahan diri dari saling menyalahkan dan justru berfokus pada upaya perbaikan agar kejadian serupa tidak berulang.

"Jadi jangan saling menyalahkan tapi kita evaluasi bersama sehingga jangan terulang kembali," tegasnya.

Ahli Gizi Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini Makanan Basi

Sementara itu, Dietisien dari Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM), Leiyla Elvizahro, mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap tanda-tanda makanan yang tidak layak konsumsi. Menurutnya, deteksi awal terhadap makanan basi dapat dilakukan melalui pancaindra.

"Makanan seperti nasi, mie, dan lontong yang kaya karbohidrat akan mudah basi jika disimpan terlalu lama di suhu ruang. Tanda-tandanya antara lain berbau asam, berlendir, atau muncul jamur," jelas Leiyla dalam keterangan resminya.

Ia juga menyarankan agar masyarakat membiasakan mencium aroma makanan sebelum dikonsumsi, sebagai langkah sederhana namun efektif untuk menghindari risiko keracunan.

Kasus Keracunan Makanan MBG Terjadi di Berbagai Daerah

Program Makan Bergizi Gratis yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto menuai sorotan tajam setelah rentetan kasus keracunan muncul di sejumlah daerah.

Di Kabupaten Cianjur, puluhan siswa mengalami gejala seperti mual, muntah, dan pusing usai mengonsumsi makanan dari program tersebut. Di Bombana, Sulawesi Tenggara, Dinas Kesehatan setempat menyatakan penyebab keracunan massal berasal dari ayam busuk yang disajikan dalam menu MBG.

Kejadian serupa juga dilaporkan di Bandung, dengan total 342 siswa menunjukkan gejala keracunan, meskipun tidak ada yang sampai harus dirawat di rumah sakit. Di Tasikmalaya, 24 siswa diperiksa akibat keracunan makanan; delapan di antaranya menjalani rawat inap, dan satu siswa harus dirujuk ke rumah sakit.

Berdasarkan data terkini, sedikitnya 5.626 kasus keracunan makanan telah dilaporkan di 17 provinsi sepanjang Januari hingga September 2025.

Sementara itu, meskipun program MBG merupakan prioritas nasional, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, alokasi transfer ke daerah justru mengalami pemangkasan, dari Rp864,1 triliun (APBN 2025) menjadi Rp650 triliun.

Mihardi
Penulis