fin.co.id - Dunia pertahanan Asia kembali memanas. India dan Indonesia dikabarkan tinggal selangkah lagi memfinalisasi kesepakatan besar terkait pembelian rudal jelajah supersonik BrahMos, salah satu sistem senjata paling mematikan di dunia saat ini.
Mengutip laporan India Today, seluruh proses negosiasi antara New Delhi dan Jakarta disebut telah rampung, dan kini tinggal menunggu lampu hijau dari Rusia sebagai mitra teknologi utama dalam proyek pengembangan BrahMos.
Jika kesepakatan ini benar-benar disetujui, maka Indonesia akan menjadi negara kedua di Asia Tenggara yang menggunakan rudal tersebut setelah Filipina.
Tak hanya itu, langkah ini juga menandai tonggak baru hubungan strategis pertahanan Indonesia–India, serta memperkuat posisi Indonesia di kawasan Indo-Pasifik.
Dari Filipina ke Indonesia
Sebelumnya, India sukses mengekspor BrahMos ke Filipina senilai 375 juta dolar AS pada April 2023, di mana Manila memperoleh tiga baterai rudal dengan jangkauan hingga 290 kilometer dan kecepatan maksimal Mach 2,8.
Sistem rudal tersebut kini menjadi tulang punggung pertahanan maritim Filipina di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan.
Kini, dengan minat Indonesia untuk membeli BrahMos, kawasan Asia Tenggara dinilai akan memiliki dua kekuatan besar yang mengandalkan teknologi rudal supersonik ini — langkah yang dinilai akan memperkuat stabilitas regional sekaligus mengubah dinamika keamanan di kawasan.
Baca Juga
Kenapa Indonesia Tertarik dengan Rudal BrahMos?
Minat Indonesia terhadap rudal BrahMos bukan tanpa alasan. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan tengah mendorong modernisasi alutsista untuk meningkatkan daya tangkal dan memperkuat postur pertahanan nasional.
Rudal BrahMos sendiri dikenal karena presisi tinggi, daya hancur besar, dan fleksibilitas peluncuran dari berbagai platform darat, laut, maupun udara.
Sumber dari sektor pertahanan India menyebutkan, varian yang ditawarkan kepada Indonesia adalah versi anti-kapal dan darat ke darat, cocok untuk memperkuat pertahanan pesisir serta menjaga jalur maritim strategis Indonesia.
Selain itu, Indonesia kini telah menjadi anggota resmi BRICS sejak Januari 2024, yang membuat kerja sama strategis dengan India di bidang pertahanan semakin terbuka lebar.
Meski kabar dari India menyebut negosiasi telah selesai, pihak Kementerian Pertahanan RI masih bersikap hati-hati.
Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto menegaskan bahwa Indonesia belum menandatangani kontrak pembelian rudal BrahMos, meskipun topik tersebut sudah sempat dibahas dalam pertemuan antara Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Staf Pertahanan India Jenderal Anil Chauhan pekan lalu.