fin.co.id - Warga Kelurahan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, kembali menghadapi persoalan serius akibat penumpukan sampah yang tak kunjung teratasi. Gunungan sampah rumah tangga di tepi jalan kini menimbulkan bau menyengat dan mengganggu aktivitas warga sekitar. Kondisi ini sudah berlangsung selama hampir empat bulan tanpa solusi yang jelas dari pihak terkait.
Tusiah (38), warga RT 06 Kelurahan Penggilingan, mengeluhkan kondisi lingkungan yang semakin tak nyaman. Ia mengatakan aroma tak sedap dari tumpukan sampah sudah tercium dari jauh, terutama ketika hujan turun.
“Bau banget ini sampahnya kecium banget, Orang lewat saja tidak tahan dengan baunya. 'Ini apalagi sudah musim hujan, baunya makin menyengat, lewat juga susah, sudah menutupi akses,” ujar Tusiah saat ditemui, Kamis, 06 November 2025.
Sampah Menggunung, Pengangkutan Lambat
Pantauan di lapangan menunjukkan, tumpukan sampah berasal dari berbagai RT di sekitar lokasi. Setiap hari, gerobak-gerobak sampah antre panjang menunggu giliran untuk diangkut ke truk. Namun, proses pengangkutan berjalan lambat karena masih dilakukan secara manual.
“Sampah ini sudah berhari-hari antre panjang banget. Menaikkan ke truk juga masih manual, dibantu banyak orang,” kata Tusiah.
Ia menambahkan, keterbatasan alat bantu membuat petugas kebersihan kewalahan. Warga pun turut membantu agar sampah segera terangkut, meski tetap saja tak cukup cepat mengatasi penumpukan.
Dampak Penutupan TPS di Pinggir Kali
Menurut warga, persoalan ini berawal dari penutupan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di pinggir kali beberapa bulan lalu. Sebelumnya, TPS itu berfungsi sebagai titik transit sementara sebelum sampah diangkut ke truk menggunakan alat berat. Namun setelah ditutup dengan seng, warga kehilangan tempat pembuangan yang memadai.
Baca Juga
“Dulu di pinggir kali itu tempatnya difungsikan untuk menampung sampah sementara sebelum diangkut ke truk pakai alat. Tapi setelah ditutup seng, akhirnya sampah tetap dibuang di sini, tapi tanpa alat bantu,” jelas Tusiah.
Ketiadaan fasilitas tersebut membuat warga terpaksa menaruh sampah di tepi jalan utama. Selain menimbulkan bau tak sedap, kondisi ini juga mengganggu pengguna jalan yang melintas karena sebagian bahu jalan tertutup tumpukan sampah.
Keluhan Warga Belum Ditindaklanjuti
Jaka (44), warga lain yang tinggal tak jauh dari lokasi, mengaku sudah berulang kali menyampaikan keluhan kepada pihak kelurahan. Ia berharap TPS lama bisa difungsikan kembali agar penanganan sampah berjalan lebih efisien. Namun hingga kini, belum ada tindak lanjut nyata dari instansi terkait.
“Saya sudah usul ke pihak kelurahan, kata mereka nanti akan koordinasi dengan pihak Lingkungan Hidup. Tapi sampai sekarang belum ada perubahan. Warga masih buang di sini dan menaikkan sendiri ke truk,” kata Jaka.
Menurutnya, kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak Agustus 2025 dan makin parah menjelang akhir tahun. Selain mengganggu kenyamanan warga, tumpukan sampah juga menimbulkan kekhawatiran akan munculnya penyakit, terutama di musim hujan.
Harapan Warga: TPS Dibuka Kembali dan Alat Berat Disiapkan
Warga berharap Pemerintah Kota Jakarta Timur segera menindaklanjuti persoalan ini melalui Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH). Mereka meminta agar TPS lama di pinggir kali kembali difungsikan, dengan perbaikan landasan dan tambahan alat berat untuk mempercepat proses pengangkutan.
“Kami hanya minta tempat sampah yang dulu difungsikan lagi. Kalau bisa dicor dulu supaya kuat, terus disiapkan alat pengangkut seperti shovel. Supaya petugas dan warga tidak harus angkat manual lagi,” ujar Jaka.
Selain memudahkan pengangkutan, keberadaan alat berat juga diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi risiko penumpukan di masa depan. Warga menilai, dengan sistem yang lebih efisien, kebersihan wilayah bisa terjaga tanpa membebani petugas kebersihan.
Warga Penggilingan, Cakung, resah akibat penumpukan sampah berbulan-bulan. Foto: ANTARA/Siti Nurhaliza.