fin.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, hingga kini masih menimbang rencana kenaikan tarif TransJakarta. Keputusan itu dipengaruhi pesan Presiden Prabowo Subianto agar transportasi publik tetap mendapat subsidi.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung masih mempertimbangkan secara matang kemungkinan kenaikan tarif TransJakarta.
Pesan terkait subsidi ini disampaikan langsung Presiden Prabowo Subianto kepada Pramono saat peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Jakarta Pusat pada Selasa, 4 November 2025.
"Jadi untuk Transjakarta naik atau tidak saya sedang mempertimbangkan masak-masak. Karena memang begini, ketika hadir di dalam acara bersama dengan Bapak Presiden ketika di Tanah Abang menyampaikan yang namanya transportasi publik itu tetap harus mendapatkan subsidi," ujar Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 12 November 2025.
Pramono menambahkan bahwa beban subsidi transportasi publik di Jakarta sudah sangat besar. Ia menyebut, saat ini 15 golongan masyarakat telah digratiskan untuk naik transportasi umum seperti TransJakarta, MRT, dan LRT. Selain itu, karyawan swasta dengan gaji di bawah Rp6,2 juta juga mendapat fasilitas serupa.
"Nah tentunya ini kan juga memerlukan biaya untuk itu," tambahnya.
Langkah ini dilakukan untuk mendorong lebih banyak warga menggunakan transportasi umum. Bahkan, Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI diwajibkan menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu sebagai bagian dari upaya mengurangi kemacetan dan menekan polusi udara.
Baca Juga
Dengan berbagai program gratifikasi tersebut, beban subsidi transportasi umum di Jakarta sudah tergolong tinggi. Oleh karena itu, menaikkan tarif TransJakarta menjadi salah satu opsi untuk mengendalikan anggaran subsidi yang terus membengkak. "Sekarang sedang saya pertimbangkan," pungkas Pramono.
(Cahyono)
Gubernur Pramono Anung Lantik Pejabat Pemprov DKI Jakarta (Dokumen Istimewa)