fin.co.id - Ada perkembangan terbaru yang bikin penasaran dari kasus ledakan SMA 72 Jakarta! Anak yang berkonflik dengan hukum (ABH), yang menjadi pelaku utama insiden tersebut, kini sudah dipindahkan ke kamar rawat inap. Ini adalah kabar baik, setidaknya dari sisi kesehatan pelaku.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, langsung mengkonfirmasi perpindahan ini. Pelaku yang berinisial NF, sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif di Ruang ICU RS Polri.
"Untuk ABH sudah pindah ke kamar rawat inap di RS Polri, di mana sebelumnya berada di ruang ICU," kata Kombes Budi Hermanto kepada awak media pada Senin, 17 November 2025.
Perpindahan ini menandakan kondisi NF sudah membaik dan penyidik segera bertindak cepat.
Polisi Kejar Koordinasi, Siap Periksa Keterangan Kunci dari NF
Dengan kondisi NF yang semakin stabil, penyidik kepolisian tidak akan menyia-nyiakan waktu. Kombes Budi Hermanto menjelaskan, minggu ini mereka akan gencar berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memulai pemeriksaan terhadap NF.
Siapa saja yang akan terlibat? Penyidik akan berkoordinasi erat dengan Dokter yang merawat untuk mengetahui kondisi ABH secara keseluruhan. Selain itu, mereka akan melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Balai Pemasyarakatan (Bapas), P3A, dan APSIFOR (Asosiasi Psikolog Forensik) saat meminta keterangan dari NF. Keterangan ini jelas akan menjadi titik kunci dalam penyelesaian kasus ini.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya sudah bekerja maraton untuk mengumpulkan bukti.
Baca Juga
Puluhan Saksi Anak Sudah Diperiksa, Orang Tua Pelaku Ikut Dimintai Keterangan
Untuk mengungkap semua misteri di balik ledakan horor di lingkungan sekolah ini, penyidik sudah memanggil puluhan saksi. Kombes Budi Hermanto menyampaikan bahwa pada Jumat, 14 November 2025, penyidik telah memeriksa 46 orang saksi anak yang berada di lokasi saat peristiwa terjadi. Meskipun demikian, ada 10 orang yang berhalangan hadir.
Pemeriksaan krusial ini dilaksanakan di UPTD P3A Provinsi DKI Jakarta, wilayah Jakarta Timur. Lokasi ini dipilih sebagai bagian dari pendampingan khusus yang memang dibutuhkan untuk anak-anak yang terlibat dalam kasus traumatis ini.
Tidak hanya saksi di lokasi, orang tua dari NF, Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) tersebut, juga sudah dimintai keterangan oleh penyidik. Kombes Budi menegaskan bahwa proses permintaan keterangan ini masih berjalan dan merupakan bagian penting dari penyidikan komprehensif.
Korban Luka Masih Berjuang: Satu Dirujuk ke RSCM untuk Operasi Intensif!
Sambil mendalami kasus pelaku, Polda Metro Jaya juga membagikan data terbaru mengenai para korban yang terdampak. Data update terbaru menunjukkan bahwa dari total korban luka, 20 orang masih menjalani rawat inap.
Yang lebih memprihatinkan, ada satu korban berinisial L yang harus dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Korban L akan menjalani tindakan medis intensif, termasuk operasi. Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak fisik dari ledakan tersebut.
Kombes Budi Hermanto menutup keterangannya dengan meminta semua pihak bersabar. "Proses ini masih berjalan. Untuk hasil digital forensik, kami juga masih menunggu laporan lengkap," jelasnya. Pihaknya mengharapkan rekan-rekan media dan publik memberikan waktu serta ruang bagi para penyidik agar bisa secara komprehensif menyelesaikan hasil dari penyidikan yang sedang mereka tangani. - Rafi Adhi/Disway -