fin.co.id - Pemerintah Amerika Serikat dan Israel berencana memindahkan warga Pestina di wilayah Gaza ke Somlia, Somaliland, dan Mogadishu.
Setelah warga dipindahkan, rencananya Gaza akan dibangun menjadi kawasan destinasi wisata pasca perang.
Mengutip dari Asosiasi Pers, AS mengklaim telah melakukan komunikasi denhan pejabat Sudan, Somalia, dan Somaliland untuk rencana tersebut.
Namun, Somalia dan Somaliland akui belum menerima usulan apa pun dari Amerika Serikat atau Israel.
Menteri Luar Negeri Somalia, Ahmed Moalim Fiqi mengatakan negaranya akan dengan tegas menolak rencana tersebut.
"Setiap usulan atau inisiatif, dari pihak mana pun, yang akan merusak hak rakyat Palestina untuk hidup damai di tanah leluhur mereka."Katanya dikutip AP.
Abdirahman Dahir Adan, menteri luar negeri Somaliland, mengatakan kepada Reuters bahwa "tidak ada pembicaraan dengan siapa pun terkait Palestina."
Baca Juga
Demikian pihak Mogadishu mengatakan pihaknya dengan tegas menolak langkah tersebut.
Berdasarkan rencana Donald Trump, lebih dari 2 juta penduduk Gaza akan dikirim secara permanen ke tempat lain.
Ia mengusulkan agar AS mengambil alih kepemilikan wilayah tersebut, mengawasi proses pembersihan yang panjang, dan mengembangkannya sebagai proyek real estat.
Ide pemindahan massal warga Palestina pernah dianggap sebagai fantasi kelompok ultranasionalis Israel.
Namun, sejak Trump menyampaikan ide tersebut dalam pertemuan di Gedung Putih bulan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memujinya sebagai "visi yang berani." (*)