fin.co.id - Polres Blitar, Jawa Timur, menangani dugaan keracunan massal yang korbannya adalah warga lanjut usia saat kegiatan rutin posyandu lansia di Desa Sidomulyo, Kabupaten Blitar.
Kepala Seksi Humas Polres Blitar Ipda Putut Siswahyudi mengemukakan bahwa lansia itu mengikuti posyandu lansia di balai dukuh Dusun Sidorejo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar.
"Kurang lebih 57 lansia dalam kegiatan tersebut. Mereka mengerjakan kegiatan senam pagi, kemudian pemeriksaan kesehatan seperti cek tensi dan berat badan," katanya di Blitar, Senin.
Kegiatan itu berlangsung pada hari Minggu (11/5). Selama kegiatan berlangsung, peserta lansia diberi 1 bungkus plastik berisi kolak kacang hijau dan 2 buah pisang yang disediakan oleh kader posyandu lansia.
Setelah itu, beberapa di antara mereka ada yang langsung meminum kolak kacang hijau tersebut. Namun, ada pula yang membawa pulang ke rumah masing-masing.
Bidan desa Dusun Sidorejo, Desa Sidomulyo tersebut, kata dia, mendapat informasi dari warga kalau lansia yang mengalami lemas, diare, dan muntah.
"Selanjutnya oleh bidan desa diarahkan ke Puskesmas Boro Selorejo Blitar untuk menjalani perawatan lebih lanjut," kata Ipda Putut Siswahyudi.
Baca Juga
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga langsung melakukan penyelidikan terkait dengan laporan dugaan keracunan tersebut.
Polisi juga melakukan pendataan terkait dengan korban serta barang bukti. Selain itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar.
"Kami juga sudah mengambil sampel makan untuk keperluan uji laboratorium," katanya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut dia, lansia tersebut mulai merasakan tanda gejala di atas 4 jam setelah mereka mengonsumsinya. Adapun tanda gejala dominan yang muncul, di antaranya diare, mual, muntah, dan sakit perut.
"Dengan kriteria tersebut dapat diduga kejadian keracunan makanan diakibatkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh bakteri (faktor bakteriologi)," kata dia.
Disebutkan bahwa total korban yang diduga keracunan dari peristiwa tersebut sebanyak 58 orang. Mereka dirawat di sejumlah tempat perawatan seperti puskesmas, klinik, hingga rumah sakit.
Hingga saat ini, korban yang masih dirawat sebanyak 22 orang, sedangkan sisanya sudah diizinkan pulang. Mereka tetap dalam pemantauan medis.