Ekonomi

Bitcoin Anjlok di Bawah US$99.000, Indodax: Saatnya Waspada tapi Jangan Panik!

news.fin.co.id - 23/06/2025, 18:56 WIB

Bitcoin

fin.co.id - Koreksi tajam Bitcoin hingga menembus di bawah level psikologis US$99.000 bikin banyak investor kelabakan. Tapi apakah ini sinyal bahaya atau justru peluang emas?

Menurut Vice President Indodax, Antony Kusuma, tekanan terhadap harga Bitcoin saat ini lebih disebabkan oleh sentimen geopolitik ketimbang faktor teknikal semata. Eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama serangan udara AS ke fasilitas nuklir Iran, memicu gelombang penurunan di seluruh pasar aset digital.

Gejolak Harga Bitcoin Dipicu Ketegangan Global

"Penurunan Bitcoin ini tidak berdiri sendiri. Sentimen makro seperti ketegangan geopolitik sangat memengaruhi volatilitas kripto. Meski Bitcoin dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, nyatanya masih dipandang sebagai aset berisiko oleh sebagian investor," kata Antony dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (23/6/2025).

Bitcoin sempat menyentuh level terendahnya sejak 9 Mei 2025. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana pasar kripto begitu sensitif terhadap ketidakpastian global.

Arus Dana ke ETF Bitcoin Mulai Lesu

Sejak isu serangan AS mulai mencuat minggu lalu, investor institusi terlihat mulai mengurangi eksposur mereka terhadap kripto. Berdasarkan data Indodax, dari hari Senin hingga Rabu pekan lalu, aliran dana masuk ke ETF spot Bitcoin mencapai lebih dari US$1 miliar. Namun pada Kamis, arus tersebut stagnan, dan pada Jumat hanya tercatat US$6,4 juta.

"Data ini mengonfirmasi bahwa pasar saat ini dalam mode wait and see, terutama dari sisi institusi besar. Mereka masih menanti kepastian arah kebijakan AS," tambah Antony.

Koreksi Bisa Jadi Peluang Masuk Bagi Investor Cermat

Meskipun pasar sedang tidak bersahabat, Antony menilai koreksi tajam seperti ini justru bisa jadi kesempatan strategis bagi investor berpengalaman.

"Bagi investor yang paham, momen seperti ini bisa menjadi pintu masuk di valuasi yang lebih menarik. Tapi tentu saja tetap harus dilakukan dengan strategi dan manajemen risiko yang matang," ujarnya.

Fundamental Bitcoin Masih Solid, Siklus Naik Belum Usai

Antony mengingatkan bahwa sejak halving Bitcoin pada April 2024, pasar secara historis memasuki siklus kenaikan yang berlangsung antara 12 hingga 18 bulan. Artinya, peluang untuk reli lanjutan masih terbuka lebar.

"Meskipun tekanan saat ini berat, fondasi Bitcoin tetap kuat. Suplainya terbatas dan adopsi institusional makin meningkat. Ini hanya dinamika jangka pendek dalam siklus kripto," katanya.

Investor Disarankan Tetap Tenang

Mengakhiri pernyataannya, Antony mengimbau investor untuk tidak panik menghadapi gejolak ini. Ia menyarankan tetap waspada dan mempertimbangkan perkembangan suku bunga AS sebagai salah satu faktor penting dalam mengambil keputusan.

"Volatilitas adalah bagian dari permainan kripto. Yang penting bukan reaksi sesaat, tapi strategi jangka panjang yang disiplin," tutupnya. (*)

Sigit Nugroho
Penulis