Ekonomi

INDEF Sarankan Pemerintah Pertimbangkan Target Pertumbuhan Ekonomi APBN 2025

news.fin.co.id - 01/07/2025, 10:29 WIB

fin.co.id - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyarankan pemerintah untuk mempertimbangkan penyesuaian target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2025. Hal ini perlu dilakukan jika realisasi ekonomi hingga pertengahan tahun tetap di bawah target.

Menurut Ekonom Senior INDEF, Tauhid Ahmad, menilai gejolak global seperti perlambatan ekonomi dunia dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah harus menjadi pertimbangan utama dalam merevisi asumsi makro ekonomi.

"Kalau kuartal II ternyata hasilnya masih di bawah target, sebaiknya pemerintah melakukan koreksi saat evaluasi semester," kata Tauhid dalam diskusi publik Indef secara daring, dikutip pada Senin 30 Juni 2025.

Ia mengingatkan bahwa koreksi bukan berarti pesimis, melainkan strategi untuk menjaga ekspektasi pasar dan stabilitas fiskal. Salah satu indikatornya adalah revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh IMF yang hanya 4,7 persen, jauh di bawah target pemerintah 5,2 persen.

Data Kementerian Keuangan per 31 Mei 2025 menunjukkan bahwa pendapatan negara baru mencapai 33,1 persen dari target, sementara belanja baru 28,1 persen. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I pun hanya 4,87 persen.

Tauhid menyebut, evaluasi semester I yang akan dilaporkan ke DPR bisa menjadi momen tepat untuk meninjau ulang asumsi ekonomi makro seperti inflasi, nilai tukar, hingga harga minyak dunia.

Ia menyarankan koreksi dilakukan secara moderat untuk menunjukkan sikap pemerintah yang responsif dan adaptif terhadap situasi global.

"Walau koreksinya tidak harus mengikuti proyeksi IMF secara penuh, setidaknya pasar melihat bahwa pemerintah tidak menutup mata," ujar Tauhid.

Meski tekanan global meningkat, pemerintah masih optimistis mencapai target pertumbuhan 5,2 persen pada 2025. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai stimulus untuk mendorong konsumsi dan investasi.

“Kami sadar risikonya besar, tapi dengan kebijakan fiskal yang tepat, kami yakin bisa menjaga pertumbuhan,” kata Sri Mulyani dalam wawancaranya dengan Bloomberg TV, pada Rabu 26 Juni 2025.

Pemerintah akan mengandalkan strategi fiskal countercyclical untuk menjaga daya beli dan investasi domestik. Selain itu, kinerja ekspor yang masih tumbuh sekitar 7 persen per tahun tetap menjadi penopang utama perekonomian.

Melalui langkah-langkah tersebut, Sri Mulyani memastikan bahwa strategi fiskal nasional akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung sektor riil agar terus tumbuh meski di tengah tekanan global. (Bianca Chairunnisa)

Khanif Lutfi
Penulis