fin.co.id - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat lonjakan signifikan dalam transaksi QRIS sepanjang paruh pertama 2025. Nilai transaksinya meningkat tajam hingga 182,9 persen menjadi Rp37,2 triliun, sedangkan jumlah transaksinya melonjak 162,5 persen menjadi Rp317 miliar.
Peningkatan ini menjadi bukti keberhasilan BRI dalam menjalankan transformasi digital, khususnya dalam memperluas adopsi QRIS sebagai metode pembayaran digital di seluruh lapisan masyarakat.
Apa Penyebab Lonjakan Transaksi QRIS di BRI?
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa kenaikan tajam transaksi QRIS merupakan hasil dari inisiatif transformasi struktur pendanaan yang terus didorong oleh perseroan. Menurutnya, transformasi ini tak hanya meningkatkan volume transaksi, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap komposisi dana murah atau CASA (Current Account and Savings Account) di BRI.
“Inisiatif transformasi struktur pendanaan ini terbukti tidak hanya meningkatkan volume transaksi, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan dana murah (CASA) BRI. Semakin besar komposisi CASA, maka semakin efisien biaya pendanaan yang kami keluarkan,” ujar Hery dalam konferensi pers kinerja semester I, Kamis, 31 Juli 2025.
Kontribusi QRIS terhadap Efisiensi Biaya dan Penguatan Aset
Pertumbuhan transaksi QRIS turut memperkuat kinerja keuangan BRI, khususnya dalam hal efisiensi biaya dana. Dengan meningkatnya porsi dana murah dari CASA, BRI mampu menekan cost of fund (biaya dana) yang menjadi salah satu indikator penting dalam menjaga efisiensi operasional.
Hery menambahkan bahwa efisiensi biaya ini berperan penting dalam menopang pertumbuhan fundamental aset BRI. Dengan struktur pendanaan yang semakin sehat dan didominasi dana murah, BRI memiliki ruang lebih besar untuk ekspansi kredit dan layanan keuangan digital yang inklusif.
QRIS Jadi Pilar Digitalisasi dan Inklusi Keuangan
Transaksi QRIS yang meningkat drastis ini menunjukkan pergeseran preferensi masyarakat ke arah digital payment, sekaligus mencerminkan keberhasilan BRI dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan melalui platform digital.
Baca Juga
QRIS yang awalnya hanya digunakan oleh segelintir pelaku usaha kini telah merambah ke berbagai sektor ekonomi, termasuk UMKM, pasar tradisional, pedagang keliling, hingga institusi pendidikan. Peran BRI sebagai bank yang fokus melayani sektor mikro dan UMKM terbukti sangat vital dalam mendorong pemanfaatan teknologi digital secara luas.
Apa Dampaknya Bagi Nasabah dan Ekonomi Nasional?
Bagi nasabah, meningkatnya penggunaan QRIS membawa kemudahan dalam bertransaksi tanpa harus menggunakan uang tunai. Proses pembayaran jadi lebih cepat, aman, dan praktis. Bagi BRI, lonjakan transaksi ini berarti semakin banyak nasabah yang masuk dalam ekosistem digital, sehingga memperbesar potensi cross-selling produk keuangan lainnya seperti tabungan, pinjaman digital, dan investasi.
Dari sisi makro, pertumbuhan transaksi QRIS turut membantu Bank Indonesia dalam memperluas sistem pembayaran nontunai dan mendorong efisiensi ekonomi nasional. Ini selaras dengan target pemerintah memperluas penggunaan QRIS hingga menyasar lebih dari 50 juta merchant pada 2025.
Langkah Selanjutnya dari BRI
Ke depan, BRI akan terus memperkuat sistem digital banking dan mengintegrasikan layanan QRIS dengan berbagai platform digital, baik milik pemerintah, swasta, maupun ekosistem internal seperti BRImo. Strategi ini akan didorong bersamaan dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi digital dan pendampingan UMKM.
Dengan pencapaian ini, BRI semakin mantap mengukuhkan diri sebagai pemimpin di sektor keuangan digital dan motor penggerak inklusi keuangan nasional. (*)
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi - Tangkapan layar Zoom -