Intinya:
- Pemerintah siapkan insentif untuk menarik dana dolar WNI di luar negeri dengan tujuan memperkuat cadangan devisa dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
- Strategi ini diharapkan membuat perbankan nasional kebanjiran pasokan valas, sehingga aliran dana tidak lagi lari ke luar negeri.
- Langkah pemerintah menjadi sinyal serius dalam memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia, sekaligus menjaga kepercayaan pasar terhadap rupiah.
fin.co.id — Pemerintah tengah menyiapkan skema berbasis pasar yang menawarkan insentif menarik bagi pemilik dana dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Tujuannya sederhana namun strategis: mendorong masyarakat Indonesia agar menyimpan dolarnya di dalam negeri, bukan menempatkannya di luar negeri.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan hal ini setelah bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Menurutnya, rancangan kebijakan tersebut sudah berada di tahap akhir dan dapat segera diimplementasikan. “Rencana bagaimana menarik uang-uang dolar yang orang Indonesia suka taruh di luar balik ke sini. Rencananya cukup bagus, tinggal dimatangkan,” ujar Purbaya di Jakarta, Sabtu, 20 September 2025.
Dorong Cadangan Devisa dan Likuiditas Perbankan
Skema insentif ini diyakini akan memberikan dampak signifikan bagi ketahanan ekonomi nasional. Dengan lebih banyak dolar yang tersimpan di bank dalam negeri, cadangan devisa otomatis meningkat. Selain itu, ketersediaan dolar di perbankan nasional juga akan lebih terjamin sehingga pembiayaan proyek strategis dapat berlangsung dengan bunga yang lebih kompetitif.
Purbaya menekankan, langkah ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung agenda pembangunan pemerintah. “Kalau bisa dijaga tetap di sini, cadangan kita akan lebih besar, dan bank punya suplai dolar lebih banyak,” tegasnya.
Menekan Arus Dana Keluar Negeri
Salah satu masalah yang ingin diatasi pemerintah melalui kebijakan ini adalah tingginya arus dolar yang dikirim warga negara Indonesia ke luar negeri setiap bulan. Dana valas tersebut selama ini cenderung tersimpan di bank asing atau digunakan untuk investasi di luar negeri. Akibatnya, cadangan devisa nasional tidak mendapat manfaat optimal dari dana milik warga sendiri.
Baca Juga
Dengan insentif baru ini, pemerintah berharap pemilik dana lebih memilih menyimpan dolarnya di bank nasional. Selain mengurangi kerepotan transfer ke luar negeri, langkah ini juga memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian domestik. “Saya baru tahu ternyata setiap bulan banyak orang Indonesia kirim dolar ke luar negeri. Ke depan, kami akan beri insentif supaya mereka tak perlu repot kirim uangnya keluar,” jelas Purbaya.
Dukungan Terhadap Proyek Strategis Nasional
Ketersediaan dolar di perbankan nasional berperan penting dalam mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis pemerintah. Dengan pasokan valas yang cukup, bank dapat menyalurkan kredit dengan bunga lebih rendah. Hal ini tentu akan memudahkan realisasi pembangunan infrastruktur maupun investasi pada sektor prioritas lain.
Skema ini sekaligus menjadi upaya pemerintah untuk menjaga ketahanan ekonomi di tengah dinamika global. Ketika cadangan devisa semakin kuat, stabilitas rupiah akan lebih terjaga, sehingga Indonesia memiliki ruang lebih besar untuk menghadapi gejolak eksternal, seperti fluktuasi harga komoditas atau pergerakan suku bunga global.
Optimisme Implementasi Kebijakan
Meski belum merinci bentuk insentif yang akan diberikan, Purbaya memastikan pemerintah serius dalam memfinalisasi skema ini. Targetnya, kebijakan dapat segera dijalankan agar manfaatnya langsung dirasakan oleh perekonomian nasional. Optimisme ini didasari oleh potensi besar dana dolar milik warga Indonesia yang selama ini parkir di luar negeri.
Dengan kombinasi insentif yang tepat, transparansi kebijakan, dan dukungan perbankan nasional, pemerintah yakin langkah ini mampu memperkuat fondasi ekonomi. Indonesia tidak hanya akan memiliki cadangan devisa lebih solid, tetapi juga daya tarik yang lebih tinggi bagi investasi domestik maupun asing. (Bianca Khairunnisa)
Ilustrasi Tabungan