Ulama perempuan pendiri sekolah Islam pertama Rahmah El Yunusiyyah
Mantan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo
Sultan Muhammad Salahuddin dari Bima
Syaikhona Muhammad Kholil dari Bangkalan
Tuan Rondahaim Saragih Garingging dari Simalungun
Sultan Zainal Abidin Syah dari Tidore
Dalam Keputusan Presiden tersebut, Soeharto dinilai berjasa dalam perjuangan kemerdekaan, terutama sebagai Wakil Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Yogyakarta yang memimpin pelucutan senjata Jepang di Kotabaru pada tahun 1945.
Baca Juga
“Jangan Glorifikasi Pelanggar HAM”
Brevka menyebut, pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto bukan sekadar penghargaan sejarah, tetapi juga bentuk glorifikasi terhadap pelaku pelanggaran HAM.
Aliansi BEM se-UI menolak segala bentuk manipulasi sejarah dan upaya memutihkan masa kelam Orde Baru.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat, terutama generasi muda, untuk tetap menjaga warisan reformasi, mengawal kebenaran sejarah, dan melawan distorsi narasi yang mengkhianati perjuangan rakyat.
Soeharto dan Luka Lama Orde Baru
Penolakan terhadap gelar pahlawan untuk Soeharto tidak lepas dari sejarah panjang masa pemerintahannya yang penuh kontroversi.
Brevka mengingatkan berbagai pelanggaran HAM berat di era Orde Baru, antara lain:
-
Tragedi 1965, yang menewaskan ratusan ribu orang tanpa proses hukum,
-
Penembakan misterius (Petrus) 1982–1985,
Ucapan sakti Presiden Soeharto yang dipercaya terjadi di masa kini, salah satunya ditujukan untuk Prabowo Subainto