fin.co.id – Di tengah perbaikan kinerja yang menjanjikan di sektor industri pengolahan nonmigas pada Triwulan III Tahun 2025, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan perhatian khusus pada satu bintang terang: Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Sektor ini terbukti menjadi tulang punggung yang kokoh bagi ekosistem manufaktur nasional.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa industri AMDK adalah salah satu subsektor yang berhasil menunjukkan pertumbuhan stabil yang patut diacungi jempol.
Hebatnya, tingkat utilisasi industri AMDK secara konsisten berada di atas 70 persen! Angka ini menjadi bukti nyata ketangguhan industri air kemasan dalam menghadapi berbagai gejolak dan dinamika ekonomi selama lima tahun terakhir.
Bukan Sekadar Air Minum, Tapi Kontributor Utama Manufaktur
Menperin Agus menjelaskan, industri AMDK memegang peran strategis yang sangat vital dalam ekosistem manufaktur nasional. Alasannya sederhana: sektor ini secara langsung menopang sektor makanan dan minuman (Mamin), yang merupakan kontributor utama terhadap pertumbuhan industri pengolahan nonmigas secara keseluruhan.
"Industri AMDK memiliki posisi strategis dalam ekosistem manufaktur nasional karena menopang sektor makanan dan minuman yang menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan industri pengolahan nonmigas," tutur Menperin Agus kepada media di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Dengan posisi ini, Agus Gumiwang menilai bahwa industri Air Minum Dalam Kemasan tidak hanya berperan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum berkualitas. Lebih dari itu, sektor ini telah menjadi bagian integral dari rantai nilai industri makanan dan minuman yang daya saingnya semakin teruji di tingkat global.
Kapasitas Produksi Tembus 47 Miliar Liter, Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja
Bukti konkret posisi strategis industri AMDK ini terlihat jelas dari data yang ada. Jumlah pabrik AMDK telah meningkat signifikan, mencapai 707 pabrik. Kapasitas produksi nasional saat ini fantastis, menyentuh angka 47 miliar liter per tahun.
Baca Juga
Pertumbuhan ini membawa dampak positif ganda. Sektor AMDK juga menjadi penyerap tenaga kerja yang masif, dengan perkiraan menyerap sekitar 46 ribu tenaga kerja langsung.
Kontribusi industri ini tidak berhenti di pasar domestik. Hingga kini, sektor AMDK turut memberikan sumbangan besar terhadap ekspor makanan dan minuman, dengan catatan pertumbuhan rata-rata yang mengesankan, yakni 11,4 persen per tahun.
Tantangan Keberlanjutan: Menperin Dorong Daur Ulang dan Jaga Sumber Air
Meskipun performa bisnisnya cemerlang, Menperin Agus menekankan bahwa para pelaku usaha AMDK tidak boleh terlena. Ia mengajak seluruh pelaku industri untuk lebih fokus pada aspek keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan.
Agus Gumiwang mendorong agar pelaku usaha lebih inovatif dalam penggunaan komponen PET daur ulang. Hal ini penting untuk mengurangi timbunan sampah plastik yang menjadi isu lingkungan global. Selain itu, aspek krusial lainnya adalah pengelolaan sumber air baku.
"Saya mengajak seluruh pelaku usaha industri AMDK untuk lebih inovatif dalam menggunakan komponen PET daur ulang serta mengurangi timbulan sampah plastik. Selain itu, pengelolaan sumber air baku harus menjadi prioritas bersama," tegas Menperin Agus.
Dia menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa kegiatan industri berjalan tanpa menimbulkan dampak negatif yang merugikan lingkungan dan masyarakat sekitar. Ini adalah kunci agar pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan bisa berjalan seiringan. - Bianca Khairunnisa/Disway -
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita