fin.co.id - Ketegangan di perbatasan Thailand–Kamboja kembali pecah. Pemerintah Kamboja terpaksa mengevakuasi ratusan warga dari desa yang berada sangat dekat dengan garis sengketa, hanya beberapa hari setelah kedua negara menandatangani perjanjian damai baru di sela KTT ASEAN.
Evakuasi besar-besaran ini dilakukan menyusul baku tembak mematikan yang menewaskan satu warga sipil dan melukai tiga orang lainnya. Thailand mengklaim tentaranya hanya membalas serangan, sementara Kamboja menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran serius.
Dilansir dari The Guardian, Jumat 14 November 2025, kedua negara langsung saling tuduh soal siapa yang memulai tembakan pertama. Gencatan senjata yang telah disepakati Juli lalu kini berada di ambang kehancuran.
Situasi makin pelik karena peristiwa ini memunculkan keraguan tentang efektivitas perjanjian damai ASEAN yang ditandatangani kurang dari tiga minggu lalu dan disaksikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
1. Ratusan Keluarga Dievakuasi dari Desa Garis Terdepan
Sebanyak 250 keluarga dari Desa Prey Chan, Provinsi Banteay Meanchey, dipindahkan paksa ke wilayah yang lebih aman pada Kamis pagi. Mereka dibawa ke sebuah pagoda yang berjarak 30 kilometer dari perbatasan.
Wakil Gubernur Ly Sovannarith mengonfirmasi bahwa evakuasi dilakukan sebagai respons cepat setelah seorang warga bernama Dy Nai tewas dalam baku tembak pada Rabu. Tiga warga lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Pejabat lokal menyebut situasi keamanan berubah sangat cepat sehingga pemerintah tak punya pilihan lain selain memindahkan warga sipil.
Baca Juga
Proses evakuasi berlangsung sepanjang hari dengan pengawalan ketat aparat militer. Warga terlihat membawa barang seadanya — hanya pakaian, dokumen penting, serta beberapa keperluan darurat.
Hingga kini, belum ada kejelasan kapan warga dapat kembali ke rumah mereka.
2. Gencatan Senjata Mulai Retak, Kedua Negara Saling Tuding
Baku tembak pada Rabu menjadi bukti rapuhnya kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani Juli lalu. Konflik terbaru ini sontak membuat kedua negara kembali terlibat perang narasi.
Juru bicara Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, menyebut Kamboja sebagai pihak yang memulai tembakan. Namun Kementerian Pertahanan Kamboja membantah keras dan mengklaim tembakan pertama berasal dari arah Thailand sekitar pukul 15.50 waktu setempat.
Militer Thailand menyebut baku tembak terjadi selama sekitar 10 menit.
Ketegangan meningkat tajam setelah Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau baru di wilayah Sisaket—klaim yang langsung dibantah Kamboja. Phnom Penh menyebut ranjau tersebut merupakan peninggalan lama puluhan tahun lalu.
Ilustrasi - Pengamanan oleh tentara Thailand. ANTARA/Anadolu