"Siapa yang menjadikan Bahlil sebagai Ketua Umum Golkar? Diakui sendiri oleh Bahlil, itu karena tangan Raja Jawa yang menjadi endorser dan pendorong utama. Pertanyaan berikut, siapa yang mengangkat Bahlil menjadi Menteri ESDM di kabinet Merah Putih sekarang? Siapa lagi kalau bukan Jokowi, dialah bos utama Bahlil yang menyodorkan dan menitipkan namanya ke Presiden Prabowo," kata Prof Henri.
Dia menduga, Bahlil sengaja membuat kebijakan agar ada kegaduhan di tengah masyarakat dan menciptakan dampak buruk kepada pemerintah Prabowo Subianto.
"Kalau sekarang rakyat curiga bahwa ribut ribut gas melon itu adalah sebuah keadaan yang mungkin disengaja diciptakan oleh Bahlil untuk memunculkan dampak buruk pada persepsi tentang kurang pekanya Pemerintah Prabowo sekarang dibanding pemerintah pemerintah sebelumnya, tentu pandangan ini tidak bisa disalahkan juga," ujarnya.
"Untungnya Presiden Prabowo cepat tanggap dan segera memerintahkan pada jajarannya termasuk Bahlil agar rakyat bisa mudah mengakses kembali gas melon 3 kg. Sekarang tinggal kita lihat bagaimana kepatuhan Bahlil dan kelompoknya terhadap instruksi Presiden Prabowo" imbuhnya.
Dia melanjutkan, bahwa peristiwa gonjang ganjing gas melon ini bagi Prabowo bisa dijadikan sebagai sarana untuk melihat person di Pemerintahannya, bahwa siapa yang kemarin membela Bahlil, dan siapa yang menjaga marwah Presiden Prabow.
"Karena pernyataan para pejabatpun banyak yang saling bertentangan, hingga menunjukkan tidak adanya kordinasi yang baik, atau bahkan pejabatnya tidak mampu memahami dan mengantisipasi apa yang benar benar sedang terjadi" pungkasnya. (*)
https://twitter.com/henrysubiakto/status/1886920710700110117