Megapolitan

Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi: Menteri Dody Soroti Bahaya Truk ODOL dan Rencana Mitigasi

news.fin.co.id - 05/02/2025, 19:13 WIB

Menteri PU ri Dody Hanggodo soroti bahaya Truk ODOL dan rencana mitigasi, saat meninjau Gerbang Tol Ciawi yang menjadi sorotan akibat kecelakaan yang menyebabkan korban 6 orang Meninggal. (Dok Birkompu)

fin.co.id – Kecelakaan maut terjadi di Gerbang Tol Ciawi 2, Bogor, Jawa Barat, Selasa malam, 4 Februari 2025), yang melibatkan 6 kendaraan dan menyebabkan 8 korban jiwa serta 11 orang terluka.

Insiden tragis ini langsung mendapat perhatian Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, yang melakukan peninjauan ke lokasi pada Rabu, 5 Februari 2025 untuk mengecek kondisi pasca kejadian.

Menteri Dody menyampaikan rasa duka cita mendalam atas tragedi tersebut, seraya menegaskan bahwa truk ODOL (Over Dimension dan Over Load) menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, kita semua turut berduka cita atas kejadian yang tidak terbayangkan dapat terjadi ini. Alhamdulillah, tim dari Kementerian PU dan Jasa Marga sudah bergerak cepat," ungkap Dody saat meninjau gerbang tol tersebut.

Advertisement

Menurut Menteri Dody, masalah truk ODOL sudah menjadi persoalan lama yang kompleks dan dilematis. ODOL tidak hanya merusak infrastruktur jalan tetapi juga berisiko menambah angka

Truk ODOL yang gagal berfungsi dengan baik, katanya, menjadi ancaman nyata di jalan tol. “ODOL ini bukan hanya menjadi masalah untuk Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan, tetapi juga untuk sektor ekonomi lainnya. Jika kita melarang ODOL, biaya logistik bisa melonjak, tetapi jika dibiarkan, resikonya adalah kerusakan jalan dan kecelakaan fatal,” tegas Dody.

Sebagai contoh, biaya preservasi jalan yang biasanya dianggarkan untuk 5 kali perawatan setahun, bisa meningkat tajam akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh truk ODOL.

"Dengan kerusakan jalan yang terus-menerus, biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan jalan akan meningkat, sehingga membebani anggaran negara," tambahnya.

Dalam konteks tersebut, Kementerian PU bersama instansi terkait sedang mencari titik keseimbangan. Pemerintah berharap ODOL dapat dikurangi tanpa menaikkan biaya secara signifikan, agar inflasi dan biaya logistik tetap terkendali.

Advertisement

Terkait masalah konstruksi, Jasa Marga selaku pengelola jalan tol dan Kementerian PU sedang menunggu hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dari Korlantas (Korps Lalu Lintas Polri) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Meskipun jalan tol ini sudah beroperasi bertahun-tahun tanpa masalah, kami tetap menunggu rekomendasi teknis dari Korlantas dan KNKT," jelas Dody.

Salah satu langkah teknis yang mungkin diambil adalah penambahan jalur darurat jika dianggap perlu.

Selain itu, Kementerian PU bersama dengan Jasa Marga dan Polisi melakukan evaluasi dengan menutup 4 gerbang tol, hanya menyisakan 4 gerbang tol yang berfungsi.

“Kami juga sedang melakukan pelebaran jalan tol untuk memperlancar arus lalu lintas. Ini bagian dari persiapan untuk menyambut Mudik Lebaran 2025,” ujar Dody.

Pelebaran jalan diharapkan dapat membantu meminimalisir kemacetan dan meningkatkan kenyamanan pengendara.

Advertisement

Sigit Nugroho
Penulis